parkir di mana ya?

Seandainya aku adalah punya pengusaha properti di Depok, apa yang akan aku cari peluang usahanya?

Daripada bersaing dengan pengusaha yang lain dalam membuat ratusan ruko (sebutan yang begitu umum untuk rumah-toko, walaupun kini tak ada/amat jarang yang berumah di situ), lebih baik memikirkan fasilitas apa yang dibutuhkan warga Depok yang sebagian besar warganya adalah commuter ini. Alias harus setiap hari bolak balik ke Jakarta untuk mencari uang.

Begitulah, setiap hari dalam perjalanan menuju stasiun Depok lama, bertemu dengan ratusan motor yang diparkir di tempat-tempat penitipan yang meruah sampai ke jalan, seringkali juga sampai bikin macet. Melihat sulitnya menitipkan mobil di stasiun, dengan jalan yang sempit dan lahan hampir tidak ada. Tapi yang ditangkap oleh pengusaha properti setempat adalah membangun ruko.  Menangkap konsumen yang dalam perjalanan pulang-pergi ke stasiun. Ah, bukannya aku nggak menghargai idenya ya? Tapi kalau ruko dibiarkan begitu saja kosong nggak ada yang beli, apa nggak sayang?

Kenapa juga tidak pemerintah kota Depok merger dengan pengusaha setempat untuk membangun gedung parkir? Bisa dibuat 2 atau 3 lantai. Sangat menguntungkan menurutku. Pertama, gedung parkir tidak membutuhkan arsitektur yang rumit. Kedua, budget untuk finishingnya juga tidak terlalu banyak., tidak perlu mewah, yang penting rapi. Ketiga, sudah pasti menguntungkan toh, pelanggannya pasti ada, karena kebutuhannya pun sudah mendesak. Parkir motor sehari Rp. 2500. Parkir mobil sehari Rp.5000. Dikalikan kapasitas yang tersedia, bayangkan berapa keuntungan yang didapat. Investasi di gedung, sistem keamanan, rasanya bisa kembali dalam waktu singkat. Barulah pasang beberapa kios di situ. Pasti ramai juga. Sementara itu, jalan menuju stasiun dibebaskan dari kendaraan bermotor. Sehingga orang nyaman berjalan kaki di situ.

Daripada membiarkan motor-motor atau mobil-mobil itu memenuhi Jakarta, lebih baik tetap ditinggal di Depok, dan pengendaranya melanjutkan perjalanan dengan KRL atau Bus kota. Seharusnya juga bangunan parkir ini menjadi terintegrasi dengan sistem transportasi sehingga merupakan kebutuhan yang harus diadakan ketika membangun sebuah terminal transportasi. Seperti biasa, pemerintah terlambat mengantisipasi lonjakan kendaraan bermotor. Jika pemerintah kota Depok bisa speed-up ketika memperlebar Margonda dan jalan layang Arif Rahman Hakim, tentunya untuk urusan parkir motor -yang kalau tidak ditangani, yakinlah, akan membuat simpul macet di stasiun atau terminal bertambah- mereka akan bisa menanganinya.

curhat commuter : 24.10.2010 : 22.38

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.