Love, like a chicken salad or restaurant hash, must be taken with blind faith or it loses its flavor.
Helen Rowland
Perlu 15 menit bagiku untuk menyetir dari persimpangan Lebak bulus di depan PoinSquare dan Carefour untuk sampai di Hotel Mercure, tempat restoran Graffiti berada. Menerima undangan dari kak Olyvia Bendon untuk menemaninya bersantap malam di sana, aku tiba di lobby hotel yang ditata hangat dengan lampu bernuansa kuning. Ada satu pembatas unik dari besi yang bernuansa bulat-bulat dengan jarum jam. Wah, banyak waktu di sini.





Setelah duduk dan memesan makanan, aku terpesona dengan konsep desain interior yang bernafaskan waktu. Aneka jam dinding dipasang dengan komposisi yang unik di salah satu koridornya sebelum masuk ke area ruang makannya. Terdapat banyak tempat duduk yang tersusun dalam aneka sitting group di area berkapasitas kurang lebih 100 orang tersebut. Juga jendela besar dengan kaca curtain glass sehingga membuat pandangan bebas ke arah luar. Jika dilihat ke arah atas, ada replika mesin jam yang digantung di atas.



Kami duduk di samping jendela sehingga leluasa memandangi orang-orang yang di sekeliling. Kak Olive memesan Roasted Duck Breast dan aku memesan Crusty Salmon yang merupakan rekomendasi dari ibu Arini N. Yulianti, PR & E-Commerce Manager Sales & Marketing, Mercure Jakarta Simatupang. Ditemani Strawberry Bunny untuk menyegarkan tenggorokan, aku menikmati salmon yang disajikan dengan pasta dan sayuran. Hmm, salmonnya lembut dan pasta dengan creamnya enak.




Sebagai bussiness hotel, segmen pasar untuk Hotel Mercure ini adalah sebagai tempat tinggal sementara untuk orang-orang yang mengadakan kegiatan bisnisnya di sekitar area Pondok Indah dan TB Simatupang, yang kini sudah banyak dihuni oleh kantor-kantor multinasional dengan intensitas bisnis yang tinggi. Lokasi di jalan arteri yang cukup besar dan mudah dijangkau membuatnya sebagai salah satu pilihan menarik.
Bersama Bu Arini dan Mas Bayu, kami berkeliling sekitar Grafitti Restaurant. Di salah satu sudut terdapat buffet bar yang digunakan pada saat breakfast tamu-tamu hotel. Dindingnya berlapis rak-rak kayu dengann ornamen kaleng krupuk yang berjajar dan memberikan rasa khas Indonesia. Ruang buffet ini menggunakan lantai tegel berbatasan dengan koridor yang berpenutup lantai kayu. Di bagian belakang terdapat ruang terbuka dengan deck kayu dan lukisan grafiti di dindingnya. Bagi yang ingin bercengkrama sambil merokok, bisa dilakukan di area ini. Suasana yang membuat bisa lupa waktu.



Kami naik ke lantai teratas, ke Karumba Rum Bar & Resto di lantai 19. Suasana di sini sangat berbeda dengan di lantai bawah. Di atas terdapat jendela besar sehingga aku dan kak Olive bisa mengintip keramaian yang ada di bawah sana. Ada kolam renang panjang dengan dinding mozaik, sehingga tamu-tamu bisa berenang sambil menikmati cocktail. Uniknya, di tepi kolam ini ada pergola besi berbentuk daun, sehingga terasa seperti naungan di tepian. Di sudut-sudutnya terdapat meja kursi untuk bersantai menikmati makanan dengan model yang berbeda-beda dan berwarna-warni. Ah, rasanya ingin bersantai sejenak sambil bekerja di sini. Pagi, siang, atau malam di ketinggian Jakarta selatan, bisa kami intip.









eh ada namaku *makan dulu aaah*
tapi kita lupa selfian di sini yak.. :))
Aku suka konsep lampu kubikal di langit-langit itu 🙂
Iya, design lightingnya cantikkkk…