rammang-rammang : berdialog dengan batu

Aku tak ingat sejak kapan aku punya perasaan berbeda setiap kali melihat batu. Bukan sekadar batu kecil tapi sebongkah batu, sebukit batu, bongkahan besar hasil sedimentasi dari magma gunung berapi ratusan tahun yang lalu dan membentuk bentang alam yang keras. Sahabatku Felicia hafal sekali kesukaanku ini ketika kami mendaki ke Sesar Lembang di Bandung, atau… Read More rammang-rammang : berdialog dengan batu

flores flow #12 : bukit-bukit kering pulau rinca-komodo

If the bite doesn’t kill the prey outright, the venom will. Matahari bersinar cukup terik ketika kami tiba di Pulau Rinca, yang termasuk dalam pengelolaan Taman Nasional Pulau Komodo. Dermaga Pulau Rinca hanya berisi empat perahu berukuran sedang. Mungkin sudah sejak pagi turis-turis ini tiba, sehingga menjelang jam 11 begini sudah tidak terlalu ramai. Menyusuri… Read More flores flow #12 : bukit-bukit kering pulau rinca-komodo

renjana rinjani : jalan mengenali diri

Aku tidak pernah sampai puncak. Jam delapan tiga puluh pagi itu, ketika matahari mulai bangun dari balik punggungan puncak, ketika langit memantul di Danau Segara Anak di bawah, ketika tiupan menghantam tubuhku yang terseok-seok di jalur berpasir, aku menyerah. “Mas Sopyan, sampai sini saja,” ucapku gemetar sambil menahan tangis dan dingin. Satu jalur pendakian di… Read More renjana rinjani : jalan mengenali diri