Here is a story that’s stranger than strange.
Before we begin you may want to arrange:
a blanket, a cushion, a comfortable seat,
and maybe some cocoa and something to eat.
― Robert Paul Weston, Zorgamazoo
Aku penggemar cokelat. Saking gemarnya sampai setiap ke mana-mana aku selalu membeli cokelat. Baik yang batangan, butiran, atau bubuk minuman. Kalau beli es krim selalu rasa cokelat, atau paling tidak berlapis cokelat. Cita-citaku paling mulia adalah punya kedai cokelat aneka rasa seperti Juliette Binoche di film Chocolat, satu film yang diadaptasi dari novel berjudul sama yang dibintangi oleh Johnny Depp. Di situ diceritakan betapa cokelat memang bisa membuat orang tergila-gila.
Tapi, aku tidak pernah tahu bagaimana cokelat tumbuh dari pohonnya sampai beberapa tahun yang lalu. Tak sengaja aku masuk kebun cokelat dalam perjalanan ke Teluk Kiluan di Lampung. Yang rencana hanya melihat air terjun saja menjadi petualangan melintasi kebun cokelat. Sayangnya, lokasi ini bukan lagi milik pemodal Indonesia. Terlihat tulisan bahwa kebun ini adalah milik PT. Nestle Malaysia. Oh, rupanya dari sini juga bahan produk-produk cokelat impor ini. Kebun yang cukup luas ini ditumbuhi tanaman kakao dengan buah-buah yang bergelantungan. Beberapa jatuh juga ke tanah sampai membusuk. Dalam perjalanan menuju Teluk Kiluan, beberapa kali lagi melihat segerumbul pohon kakao di tepi jalan. Rupanya tanaman ini jamak berada di sini.

Tahun lalu, sewaktu aku baru turun dari gunung Rinjani via Senaru, paginya aku memasuki satu kampung adat yang berada di desa Senaru. Ternyata kakao juga merupakan salah satu varietas di sini. Di atap rumah berbahan ijuk itu, penduduk menggelar buah kakao untuk dikeringkan sebelum dijual pada penadahnya.
“Aku sering makan buah cokelat ini, In. Di kampung simbah dulu banyak juga,” kata Jay yang menemani perjalananku. Oh, di pulau Jawa juga banyak pohon ini toh?

Tapi cokelat olahan favoritku memang dijual di pulau Jawa, di Jogja tepatnya. Di Kotagede ada sebuah toko cokelat yang rasanya sangat enak, cokelat Monggo namanya. Nah, selain rasa cokelat saja, juga banyak varian cokelat dengan rasa buah-buahan segar. Salah satu favoritku adalah cokelat rasa jeruk. Aku sangat menyukai cokelat Monggo, sampai-sampai setiap Jay yang datang dari Jogja, aku selalu minta cokelat, baik secara tersirat maupun tersurat beneran minta.
disclaimer : paragraf ini bukan iklan cokelat Monggo, namun cuma salah satu kode supaya ada kiriman cokelat lagi, hehehee…)

foto dari infohomestay.com dan tokokerajinanjogja.com
Kota Garut saja punya satu produk oleh-oleh andalannya berbentuk cokelat. Walaupun aku tidak tahu di mana tepatnya kebun cokelat sekitar Garut, tapi oleh-oleh bermerk Cokodot ini lebih terkenal bukan karena rasanya, tapi karena nama-nama varian cokelatnya yang berpotensi menggalaukan kaum remaja. Cokodot bisa ditemui di hampir semua toko oleh-oleh di Garut, terlebih lagi di toko khusus Cokodot, di jalan raya Garut menuju Bandung.
(disclaimer : ini juga bukan ulasan advertorial Cokodot, apalagi minta dibelikan cokelat enteng jodoh)

foto kolase dari twitsy
Jadi kalau sesudah traveling mau mengoleh-olehi aku, boleh sekali membawakan cokelat, dengan senang hati. Buah kakao juga boleh, pohonnya apalagi. Dan kalau sedang traveling denganku, jangan heran kalau aku memaksa-maksa untuk membeli cokelat sebagai buah tangan. Fahmi dan Ariev pernah menjadi ‘korban’ geretanku mencari toko cokelat di Singapore. Tapi aku lupa mereka ikut beli tidak, ya? Harus ya. Biar dibilang cowok romantis.
Dan kebun kakao yang ingin kukunjungi adalah yang berada di Sulawesi Selatan. Sewaktu ke Jakarta Fair beberapa minggu lalu, aku mencicipi minuman cokelat yang enak di anjungan Sulawesi Selatan. Jadinya, semoga ada yang mengajak ke sana.
jakarta, 02 juli 2014
foto cover dari : http://fungsi-media-internet.blogspot.com/2013/05/9-manfaat-coklat-dari-buah-kakao.html
tulisan ini dibuat dengan hati yang ikut-ikutan geng Travel Bloggers Indonesia dalam rangka Hari Buah 1 Juli, untuk tulisan lainnya langsung klik cerita kece berikut:
Menjadi Kere(n) Karena Buah Thailand | Titiw
Padahal Cuma Mangga | Bobby
Juices That Speak Happiness | Firsta
Hunting Bunga di Kavling Stroberi | Danan
target : kebun coklat ! | Indri
Ah kamu suka coklat monggo mbak? Aku pernah cobainnya hanya rasa yg standar kaya dark choco. Ga kepikiran cobain yg aneh-aneh, apalagi yg rasa cabe. >.<
suka bangeeettt! oleh2 favoritku..
Lampung termasuk ‘gudang’ coklat Indonesia,
Besok lagi semoga ada Hari Home-Industri Buah ya Indri … 😀
Huahaha, mari bikin harinya!
Wah, di Lampung banyak kebun cokelat, ya? Di daerah mananya, ya?
banyak banget Vir. kalo nelusuri jalur selatan, ketemu pohon cokelat di mana-mana kok. di desa sekitar Kiluan juga banyak pohon cokelat..
dulu jaman kecil mikir kalo pohon coklat itu pohonnya besar terus buahnya coklat bulet2 yg siap di makan 😀 http://dananwahyu.com/2014/07/02/buah-kasih-sayang-ibu/
huahaha
imajinasimu bagus juga. kayaknya semua anak kecil mikir semua yg bisa dimakan, ada pohonnya.
Says kan tukang makan xixixi
[…] Target : Kebun Coklat! | IndriJuwono […]
[…] (in random order): – Menjadi Kere(n) Karena Buah Thailand by Titiw – Padahal Cuma Mangga by Bobby – Target: Kebun Coklat by Indri – Mengenal Buah Tropis di Pulau Oahu by Adlien – Buah Kasih Sayang Ibu by […]
Aku suka cokelat juga ^^, dari kecil paling seneng kalau dibawain oleh oleh cokelat deh~ Sekarang ada macem – macem ya model cokelatnya 😀
hohooo, iya kaak.. tapi kok gak gemuk2 yaa..
kakekku petani coklat di makassar.. Hehehehe.. Tapi kalo pas lagi dijemur gituh.. baunyaaah.. masya allah kagak enak beet… asem2 gemanaah gituuhh..
kaaakkk, mau dong aku berkunjuuunggg…
[…] Indri: Target: Kebun Cokelat! […]
Aaa.. aku juga suka banget sama cokelat!
Nanti mau ke sini juga >,<
ke mana? banyak tempat tuuhh.. 😉
aku mau ke semuanya XD
tapi pengen banget sih ke Kiluan 😀
di singapore, adekku beli yang gluten free.. aku merasa berdosa ._.
G jadi pengen makan coklat akh jadinya
hayolaahh.. sana beli cokelat!
cokodot enaaakkk. hihihi ketagihaaan 😀
Salam kenal mbak. bwt cokelat terenak yg gimana klo boleh tw
wah, kalau cokelat terenak favoritku masih toblerone hitam sih. pas pahit tidak terlalu pahit dan manis madu.
[…] Tapi, aku tidak pernah tahu bagaimana cokelat tumbuh dari pohonnya sampai beberapa tahun yang lalu. Tak sengaja aku masuk kebun cokelat dalam perjalanan ke Teluk Kiluan di Lampung. Yang rencana hanya melihat air terjun saja menjadi petualangan melintasi kebun cokelat. Sayangnya, lokasi ini bukan lagi milik pemodal Indonesia. Terlihat tulisan bahwa kebun ini adalah milik PT. Nestle Malaysia. Oh, rupanya dari sini juga bahan produk-produk cokelat impor ini. Kebun yang cukup luas ini ditumbuhi tanaman kakao dengan buah-buah yang bergelantungan. Beberapa jatuh juga ke tanah sampai membusuk. Dalam perjalanan menuju Lebih Lanjut […]