aku cuma perempuan biasa yang jatuh hati
kepada bulan
berjalan di bawah temaram dan berharap
bisa menyampaikan salam
aku cuma perempuan biasa yang terpesona
kepada bintang
menengadah kepala menikmati kerlip jauh berpendar
bermimpi untuk ambil segenggam dibungkus dibawa pulang
aku cuma perempuan biasa yang tak pernah
bosan memandang hujan
ketika rinai-rinai jatuh membasahi jendela
dalam deru gemuruh atau kecipak ringan
ditimpali suara anak-anak menari basah berlarian
aku cuma perempuan biasa yang rindu
menjadi pelangi
ada diiringi senyum membias lengkung hari
tak pasti datang dan muncul kembali
menyisakan kenangan dalam kejapan mata
purnama di stasiun
pasarsenen 11.07.14 : 20.58
emmmm…berpuitis ria nih sekarang…tp keren ya puisinya
udah dari dulu suka nulis puisi kok, kebetulan punya ide 🙂
Hehehe…asiiiik…
kak indriiiiiii, hehe, tumben nih bikin puisi
bagus kak, sukaaakk…
😀
😀
[…] Lebih Lanjut […]
Puitis.. 😀
trimikisi… 😉
Aaakkk.. aku sukaaaa ❤ ❤
aiih, Farah. lamo tak suooo…
Iya nih kak Indri, apa kabar?
mau lihat-lihat tulisanmu lagi dong..
Hayuk lah mampir ke blog akuh. Lagi jarang bikin book review ini soalnya :p