Suatu hari, pernahkah kau teringat bahwa
ziarah adalah berkencan dengan sepi?
Menuju ruang persinggahan antara yang fana
dan baka dalam tetumbuh batu nisan.
Di sini, mengingat kembali hal muasal yang terjadi
ratusan tahun lalu,
ketika nama-nama itu masih hidup.
Dinding-dinding putih itu berbicara
tentang negeri jauh,
Menyeberang lautan, asal dari Ratu Ong Tien.
Serupa keramik yang menempuh perjalanan
panjang untuk menemani sang puteri,
dipersunting Sunan Gunung Jati
Tanah ini akan menjadi rumah bagimu,
demikian kata sang Sunan.
Maka datanglah perangkat cantik pecah belah
dari jauh untuk membuatnya betah
Nuansa biru dan putih yang mengingatkan
pada laut dan langit yang luas
Serta keemasan dan hijau dari tanah asal
Ziarah tidak lagi tentang sepi,
Diiringi dzikir dan doa yang terlantun bersama
Ruang batas fana dan baka tidak lagi sunyi
Namun menjadi tempat berkumpul bagi sekitar,
sekadar mengais rezeki
Dinding-dinding menjadi batas atas nisan-nisan
Kedudukan di masa fana menentukan
posisi monumen penanda
Dalam hati bertutur tentang logika
Di hadapan-Nya, semua sama.
wah bnyk banget keramiknya
koleksi si putri…
Dalem syairnya Mbak 🙂
Cakep banget yaaa, putih bersih berbalut keramik2 manja
(((MANJA)))
deretan keramiknya membuat bangunannya semakin terlihat klasik dan elegan
makasih… keramik ya ini yang bikin lucuukk..
ini lokasinya daerah mana sih mba ? 😀
di Cirebon, gunung jati, sebelah barat kota.
Pengen deh ziarah ke sini suatu hari…
Foto-fotonya bagus mbak Indri.. belajar otodidak atau ikut pelatihan sih? 🙂
belajar sendiri saja, sambil melihat-lihat foto orang dan jalan-jalan dgn fotografer beneran..
Tulisan, foto, dan keramiknya sama-sama cantik. Suka mupeng deh kalau lihat keramik-keramik gini, pengen bawa pulang satu #eh
iyahh, suka dengan keramiknya juga. cantik difotonya…
Semuanya cantik deh