[giveaway] kalender tintin aviation 2015

image3

Macassar tower? This is Golf Tango Fox. We are just passing over Sumbawa. Nothing to report. We’ll call you again before we reach the Darwin control zone. Over and out.
Tintin – Flight 714

Adakah teman-teman yang takut terbang? Atau adakah teman-teman yang begitu berani untuk sering terbang bepergian menjelajah angkasa dengan kecepatan tinggi? Ingatkah masa-masa menyenangkan bermain pesawat terbang kertas? Pernahkah berlarian di lapangan sambil memandang pesawat lewat?

Sewaktu kecil, aku beberapa kali terbang dengan pesawat dari Jakarta ke Medan. Orangtuaku bercerita kalau aku bermain di pesawat dengan seorang anak bule, dan mengobrol dengan bahasa masing-masing. Aku tak pernah ingat masa itu, karena ketika itu umurku masih 2 tahun. Kali lain aku pernah menunggu di kaunter check-in di Cengkareng hampir 2 jam karena sistem komputernya mati dan boarding pass harus ditulis dengan tangan. Pernah juga aku terguncang dalam pesawat karena cuaca buruk sehingga aku berdoa khusyu sepanjang perjalanan.

Kebiasaan naik pesawat low cost carrier pun membuatku punya kebiasaan membawa bekal naik pesawat, dan lupa ketika naik pesawat full service, aku asyik mengunyah mie goreng kesukaan ketika baki makanan yang termasuk dalam pelayanan tiba. kekenyangan dong! Terakhir pengalaman tak normal dengan pesawat adalah terlambat check-in sehingga tidak diperkenankan masuk pesawat dan harus menunggu lima jam untuk ikut pesawat berikutnya.

Kedua, ada yang ngefans sama Tintin? Aku! Tintin dan petualangannya menjadi penyemangat jalan-jalanku sewaktu kecil, saat remaja, hingga sekarang. Wartawan penuh keberuntungan dengan anjing Snowy-nya dan bisa mengendarai apa saja ini punya banyak pengalaman dengan terbang. Tapi entah kenapa cerita favoritku adalah yang berjudul Flight 714. Oh, alasannya tentu karena ada adegan Jakarta Kemayoran di buku itu, dan dialog berbahasa Indonesia ketika diceritakan pesawat dibajak dan turun ke pulau Komodo.

319-ed

Ah, pasti banyak di antara kalian yang memiliki kenangan dengan pesawat, cerita menyenangkan atau cerita menyebalkan atau cerita seru. Ada juga pasti di antara kalian yang tergila-gila dengan komik Tintin ini seperti aku.

Ada SATU kalender meja TINTIN yang bertema AVIATION untuk menemani meja kerjamu yang akan aku kirimkan ke alamatmu. Kalendernya manis untuk dipajang di meja, berukuran kartu pos diselipkan di akrilik bening, plus satu pin wartawan berjambul ini dalam satu kotak cantik. Jangan khawatir, tahunnya 2015 kok. Seperti gambar di atas, namun tidak termasuk pesawat mainan dan latar birunya.

Mau?

Pertama :
Follow twitterku @miss_almayra dan follow blog Tindak Tanduk Arsitek (bisa melalui tombol follow bagi pengguna wordpress atau submit lewat email di kolom sebelah)
Kedua :
Beri komentar di bawah ini dengan bercerita tentang pengalamanmu dengan pesawat, turun pesawat, atau pengalaman terkait lainnya, yang senang atau susah, tapi jangan sedih.
Tulis dengan format :

    Nama – akun twitter
    Email
    Cerita pengalaman

Ketiga :
Share link postingan giveaway ini lewat media sosial dan ajak dan mention temanmu untuk ikut bergabung dan @miss_almayra #kalenderTintin

Giveaway ini akan ditutup pada tanggal 5 Januari 2015 jam 23.59 dan dipilih cerita yang paling sip, diumumkan tanggal 6 Januari 2015 sore supaya tidak terlalu lama mengirim kalendernya.

Ikut mengucapkan bela sungkawa atas musibah pesawat AirAsia Surabaya-Singapura tanggal 28 Desember 2014. Tetap ikhlas dan jangan takut terbang, ya.

Good luck!

43 thoughts on “[giveaway] kalender tintin aviation 2015

  1. Kak Indriiiiiiiiii aku penggemar tin tin loohh mau dongggggggggg!!!
    @alidabdul
    gue[at]alidabdul.com
    Aku orang kampung dan pertama kali naik pesawat heboh banget, deg degan tapi gak takut. Keseringan sekarang malah gak suka naik pesawat, mending naik bis, soalnya pemandangan di pesawat putih doang, dan di atas pesawat itu boseeeeeeeennn, jadi hanya bisa tidur dan tidur. Klo cuaca jujur terkadang suka klo pas turbulence gitu bisa naik turun, suka senyum gitu lihat penumpang sebelah yang ketakutan dan komat-kamit baca doang hihi… Tapi belakangan saya ngeri juga, karena pernah naik dari surabya ke kuala lumpur mengalami turbulence kenceng bener, pesawat seperti hilang kendali dan tiba-tiba turun ketinggian beberapa kaki, rasanya wuuutsss jlegg… sejak itu ngeriiiiiiiiiiiii… walau gitu tetep gak takut naik kok. Semoga gak ada lagi deh kejadian-kejadian kecelakaan pesawat. Selamat tahun baru 2015 ^^

  2. Fakhri zakaria – @masjaki
    mail@masjaki.com

    Saya pembaca Tintin dari jaman terbitan Indira sampai Gramedia. Belum lengkap sih, tapi yang jelas Tintin bikin saya kepengen jadi wartawan hehehe…

    Saya pertama kali naik pesawat sekitar tahun 2009, itu juga gara-gara kepepet karena panggilan wawancara kerja. Naik Mandala, sekarang sudah almarhum. Tapi pengalaman paling berkesan ya waktu perjalanan Jakarta-Doha tahun 2012. Pengalaman naik pesawat wide-body pertama. Waktu itu saya naik Airbus A-330 milik Qatar. Pertama kali perjalanan jauh naik pesawat bikin saya gak bisa tidur, apalagi fasilitas In-Flight-Entertainment lumayan lengkap.

    Perjalanan masih panjang, 6 jam lagi baru mendarat. Mau pesan minuman beralkohol supaya bisa tidur, tidak diperbolehkan dalam keyakinan saya. Saya iseng pilih film dan ada Titanic. Kok yang kepikiran waktu itu ya adegan di mobil itu hahahahaha.

    Film saya skip terus sampai adegan itu. Pas ketemu dan mulai meresapi kok ndilalah ada turbulensi. Cukup lama dan saat saya liat flight-map posisinya ada di atas Samudra Hindia. Pilot sudah memerintahkan untuk memakai sabuk pengaman. Kondisi makin lama makin goyang dombret tak karuan. Saya segera berpikir,”Mungkinkah ini teguran dari Gusti Allah atas perilaku sompral saya ini”.

    Monitor saya matikan. Semua bayangan adegan langsung saya stop dari otak . Pikiran saya adalah berdoa apapaun yang bisa dihapal, berharap keadaan segera baik-baik saja dan saya mendarat dengan selamat. Dan misalnya Gusti Allah berkehendak lain, saya tidak ingin mati dalam keadaan maksiat :))

    Semenjak itu saya tak mau aneh-aneh lagi di pesawat :))

  3. iiiihh mauuuuk kaaaaak, aku ngefans Tintin banget, dulu waktu SMA pernah naksir kakak kelas cuma gara-gara jambulnya kayak Tintin bwahahahak 😀

    Dita – @rintadita
    rintaadita@gmail.com

    Pengalaman paling berkesan waktu naik pesawat adalah waktu tahun 2012 naik pesawat dari Balikpapan ke Jakarta, waktu itu abis liburan sembunyi-sembunyi ke Kep. Derawan. Sembunyi-sembunyi karena bulan depannya mau nikah, udah pasti gak dibolehin sama ortu, sementara tiket udah beli jauh2 hari dan gak rela mau batalin trip. Awalnya semua berjalan lancar sampai akhirnya pesawat pulang ke Jakarta itu mendadak ada masalah teknis yang infonya simpang siur khas maskapai singa. Udah terbang sekitar 30 menit dari Sepinggan eh balik lagi ke Sepinggan donk. Masalahnya juga gak jelas, ada yang bilang karena ada penumpang yang sakit keras, ada juga yang bilang pesawat mengalami masalah teknis. Antara cemas dan ngerasa bersalah banget trip sembunyi-sembunyi akhirnya sambil nunggu kejelasan nelpon ortu dan ngaku salah trus minta didoain semoga lancar balik ke Jakartanya. Dimarahin abis-abisan sihh tapi lega dan beneran kapok gakmau lagi ngetrip sembunyi-sembunyi. Sempet nyari2 penerbangan lain tapi gak ada yang available hari itu, adanya besok, beberapa penumpang juga ada yang memutuskan batal terbang, makin kalut. Setelah nunggu sambil harap-harap cemas di Sepinggan selama kurang lebih 1 jam, alhamdulillah akhirnya pesawat bisa terbang lagi sampe Jakarta dengan selamat. Setelah kejadian itu sebisa mungkin menghindari terbang pake maskapai singa.

  4. Saya belum punya kalender sama sekali.. Siapa tahu dikala mendung dan hujan begini bisa dapat kalender Tintin, amin amin amin 😀

    Danny – @dannywongso
    d4nnywilliams@yahoo.com

    Pengalaman paling diingat ada dua :), pertama waktu kecil jarang banget naik pesawat selain karena bingung juga mau kemana dan ngapain ga ngerti juga.

    Tapi dulu kalau naik pesawat yang diinget itu kalau sama Nenek, diwajibkan sebelum berangkat dari rumah itu minum air bakaran hu bo (kertas yang dibakar dan kemudian dicampur air).. Can you believe it? Di jaman sekarang.. Ga ngerti juga d nenek dapat tuh hu bo dari mana..

    Hu bo itu kalau ada yg ga ngerti, kertas yang biasanya ada tulisan mandarin gitu – mungkin bentuk fisiknya kaya kertas2 ditempel ke jidat film vampire china, generasi 90 an pasti ngerti *kalau yg vampire barat kan ga gitu soalnya :-D..

    Terus kalau ada turbulence si Nenek pasti akan komat kamit *memorable banget kan haha..

    Nah yang kedua beberapa bulan lalu dengan menggunakan pesawat yang selalu promo dihari jumat ke Singapura, seharusnya flight berangkat jam 20.30 dan berakhir penuh drama yang akhirnya berangkat jam 04.00..

    Kalau ada yang ingat ada kejadian kan tuh salah satu flight dengan bagasi handling, info yang didapat sih karena ganti vendor bagasi handling di singapuranya jd efek domino kemana2..

    Nah keki banget rasanya tanpa informasi jelas, karena dibandara soekarno hatta mereka tidak ada kantor representativenya mereka menggunakan third party, argumen-argumen tanpa informasi yang jelas, even beberapa jam pertama tanpa minum dan makan. Setelah dimarah2in oleh penumpang lain tentunya baru d ada..

    Tanpa kepastian jelas karena semua ud dibooking dan bayar di Singapura coba, dan last flight! errr ud prepare untuk beli tiket di kemudian hari – jadi rugi satu malam karena hotel ud dibook..

    yah terpaksa mau balik nanggung, dijanjiin refund sesuai tiket.. Nasib tiket promo yang ga sampe 250 rebi pula, ya nunggu d tidur2an ga jelas yah at least sampe besok pagi lah cari tiket flight lain kl ampe ga jelas juga kan.. Ud mau 8 jam brp d mau diberangkatin..

    Masih keki! tp ya udalah diberangkatin juga..

    Eh pas cek email dpt voucher 25 USD krn ini.. Wow wow wow.. Agak sumringah dikit waktu naik pesawat..

    Pas sampe hotel tidur, siangan cek email lagi eh dpt voucher 50 USD lagiiii karena masalah bagage *pdhl ga beli bagage tp dapet juga..

    Ya disyukuri meski rugi satu malam hotel di sing tp dpt voucher, yg namanya nasib baik ya.. Di sing pun hotel diupgrade ke family room sebelumnya cm pesen yg biasa aja untuk dua malam, gpp d rugi semalam kl ga telat mngkn kamar ga upgrade kali yaa *rejeki anak soleh :p..

    Dan bulan depan dengan subsidi voucher 75 USD (ternyata aslinya kurs yang cuma 9.000 an -_-‘ ga niat kasih vouchernya dengan kurs 12.500an ), berangkatlah ke next destination Ho Chi Minh! 😀

    -danny williams-

  5. aku mau ikutaaaan
    Nama – akun twitter : Gallant – @kidtsany
    email : gallanttsany@gmail.com

    jadi pengalamanku naik pesawat itu pas aku masih kecil, waktu itu aku masih SD, ke Jogja. Sekitar jam 14.00 aku mulai masuk ke pesawat, kirain rasanya naik pesawat tuh kayak gimana. eh ternyata biasa aja sih, gak ada serem-seremnya. apalagi yang namanya turbulence atau sakit di telinga gara-gara penurunan tekanan udara. aku juga sempetin jalan-jalan ke sana ke mari, timur ke barat, selatan ke utara tak juga aku berjumpa, ya pokoknya “pencila’an” banget lah, namanya juga anak kecil kan. oh iya aku waktu itu nggak sendirian, tapi sama temen-temenku. seru banget, gak dimarahin sama pramugarinya soalnya emang gak ada pramugarinya sih. sayangnya aku nggak bisa lama-lama naik pesawat, aku harus turun dan masuk ke dalam ruangan yang lain, di ruangan ini aku ngeliat replika pesawat yang lain, terus di luar aku sempet beli radio kecil gitu sebelum akhirnya kami ke malioboro. eh ternyata aku naiknya pesawat yang ada di Museum Dirgantara pas rekreasi SD dulu, itu juga pesawat militer bukan pesawat komersil, gak bergerak lagi. 😐

  6. Nama – akun twitter : SanSan – @jaysansan
    email : vapourrain@gmail.com

    pengalaman naik pesawat saya biasa-biasa saja dan ga ada yang menarik. lha wong kalo naik pesawat biasanya habis lepas landas ga sampai sepuluh menit juga udah tidur dan merem alias pasrah saja semoga selamat sampai tujuan.

    *kalo nulis yang bener-bener menarik dan berkesan kaya penerbangan ke Flores yang udah mirip-mirip naik angkot itu ga enaksama peserta yang lain. soalnya kalo nanti menang dikira curang soalnya penerbangannya kan bareng yang punya blog ini

    1. aha, kalo naik pesawat bareng aku kan nggak bakal ketiduran, bakal diajak ngobrol terus, udah gitu pasti awsom semua dah,. apalagi yang medan-jakarta di kelas bisnis ituh.. (terus kena badai)…

  7. Iwan harefa- @febriwan harefa
    febriwanharefa1992@gmail.com

    Ketika mengingatnya kembali kejadian 6 bulan lalu, saya sempat berjanji untuk tidak naik pesawat lagi dan lebih memilih untuk naik kapal jika pulang kampung lagi, yah meskipun jika naik kapal memakan waktu 3 hari 3 malam. Tapi tidak apa-apa buat saya dari pada saya mengalami kejadian yang sama lagi.

    Beginilah kisah perjalanan saya yang membuat saya olahraga jatung, tanggal 10 Juli 2014, saya memutuskan untuk pulang kampung ke Gunungsitoli, Sumatra Utara. Setelah cek harga tiket dari berbagai penerbangan harganya lumayan tinggi dan tidak pas dengan kantong saya. Dengan tidak putus saya terus browsing di internet akhirnya saya mendapatkan harga tiket yang tepat. Tapi kendalanya saya harus take off dari bandara Adisucipto, sore hari dan sampai di bandara Binaka, Nias, besok harinya. Tapi buat saya ngak apa-apalah yang penting bisa pulang kampung dan maklum saya sudah beberapa tahun tidak pulang kampung.
    Kemudian waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga saya take off dari bandara udara Adisupcipto, Yogyakarta sekitar pukul 17.00 dan sampai di Soekarno-Hatta sekitar pukul 18.00. Selama perjalanan dari Yogyakarta sampai Jakarta, sama sekali kendala, dan cuaca pada saat itu kelihatan sangat cerah. Sehingga saya bisa yakin bahwa penjalanan saya selanjutnya akan aman seperti sekarang ini.

    Sesampainya saya di bandara Soekarno hatta saya harus menunggu sekitar 3 jam untuk melanjutkan perjalan dari Jakarta – Medan. Rasa optimis saya bahwa perjalanan saya hari ini akan goyah, dengan cuaca pada saat ini yang berangin dan disertai hujan deras. yah tapi bagaimana lagi saya harus tetap optimis, kalau pesawat yang saya tumpangi aman, dan tidak berpengaruh pada cuaca.

    Akhirnya tidak terasa pukul 22.00, pesawat yang saya tumpangi take off dari bandara Soekarno-Hatta menuju bandara Kualanamu. Selama setengah jam di atas pesawat sama sekali tidak ada ganguan, sehingga saat itu saya berani melepaskan sabuk pengaman saya dan karena saya duduk tepat disamping jedela saya bisa menikmati keindahan awan. Tapi sekitar 1 jam kemudian suasana itu berubah, saya mulai merasakan angin yang sangat kencang dan kelihatan dari dalam jendela pesawat kilatan petir, dan beberapa menit kemudian pesawat mulai goyang dan pramugari memberikan perigatan “kepada seluruh penumpang harap memasang kembali sabuk pengamannya, karena cuaca kurang baik dan bagi ibu yang mempunyai anak supanya tidak membiarkan anak berkeliaran” demikian secara sepintas yang saya bisa tangkap dari peringatan pramugari tersebut.

    Setelah peringatan itu diberikan penumpang yang berada di samping saya, mulai menundukan kepalanya dan sepertinya ia berdoa. Sementara di penumpang yang ada di belakang saya mulai panik, dan sempat mendegar tangisan dari belakang tempat duduk saya. Kepanikan para penumpang pada saat itu mulai bertambah.

    Sementara saya pada saat itu hanya bisa berpasrah diri, dan berkata dalam hati perjalanan hidup ini di dunia telah di atur oleh Tuhan. Kemudian setelah itu agar rasa ketakutan saya terus bertambah, saya memutuskan untuk tidur, dan membanyangkan perjalanan saya naik minibus dari Yogyakarta-Solo yang selalu membuat badan saya goyang ke kanan dan ke kiri. Karena sopirnya yang suka ngebut demi mendapatkan storan. Akhirnya lamunan saya tentang di atas minibus membuat saya bisa tidur, tapi sayang suara dari pramugari yang memberikan penguman bahwa sebentar lagi akan sampai membangunkan saya, dan ketikan saya melihat jam saya pada saat itu menunjukan pukul 1.00, itu berarti pesawat terlambat mendarat sekitar 1 jam dari waktu yang tertera di tiket tiba di kualanamu sekitar pukul 00.00.

    Begitulah suasana yang saya alami perjalanan dari Jakarta ke Medan, dan dari medan saya melanjutkan perjalanan ke esokan harinya ke Gunungsitoli, tapi perjalanan saya dari Medan ke Gunungsitoli tidak seperti suasana pada saat penerbangan malam harinya. Btw, mungkin teman-teman bisa mencoba tips saya yang aneh di atas untuk tidur, ketika mengalami goyangan di atas pesawat dan membanyang jika teman-teman di atas kicir-kicir, atau di tempat lainnya yang membuat olahraga spot jantung. Iwan harefa

  8. Nama Meidi– @geretkoper
    Email geretkoperatgmaildotcom
    Cerita pengalaman
    Hampir ketinggalan pesawat dua kali dalam sehari itu cerita bagus apa susah? hahahahahah
    jadi gini kak, waktu pulang trip dari HK, saya naik AirAsia (maskapai favorit) nahh karena dia gak langsung ke Jakarta, jadinya saya punya 2 boarding pass, HK – KL dan KL – JKT. Sebenarnya saya sampai di HKIA ga terlambat, bahkan jauuh dari terlambat tapi kayaknya kebiasaan nyepelehin jarak check in counter dengan boarding room harus saya buang jauh-jauh. Pesawat udah akan lepas landas 30 menit lagi, kami pikir tinggal selesai imigrasi langsung cuss boarding room, and you know what? ternyata dari imigrasi ke gate pesawat saya musti pake pindah 2 kali skytrain *pingsan* ditambah lagi naik satu eskalator naik yang tinggi ditambah lagi gatenya diujung, ujuuuuuungggggg beneran ujung. Semua jadi lari-lari sampe mau pingsan :)) untungnya pesawat tetep nungguin dan begitu kita sampe, pintu pesawat langsung ditutup *jegeerr* kebayangkan kalo kita ga lari-lari. OKE itu baru satu pesawat.

    Selanjutnya transit di KL, untuk menunggu pesawat ke Jakarta. Kali ini kita ga mau ketinggalan dan lari-larian kayak di HKIA, kamipun duduuk persis di depan GATE yang tertulis di boarding pass. Pas udah dipanggil boarding ke pesawat, kita masih duduk-duduk karena panjangnya antrian, saya pikir “yaudah deh dari pada ngantri toh keliatan juga, nunggu agak maju sedikit baru berdiri” tauu-tauunyaa itu antrian ga udah-udah dan tiba-tiba kita putusin untuk ikutan ngantri aja, pas sampe tempat checkernya mereka langsung bilang “Ho chi minh city?” “No! Jakarta” lalu dia bilang “You gotta be hurry, it will depart soon” laaaahh pegimanaaa? kan barusan masih pada ngantri =,= *akhirnya adegan lari-lari terulang lagi dan diperparah dengan eadaan salah masuk row gate, di LCCT saat itu ternyata dek ganjil dan genap terpisah hahahahaha, jadi begitu akhirnya sampe pesawat, udah berasa dejavu, baru sampe lorong ga lama kemudian pintu pesawat ditutup, muka kami masih merah akibat lari-lari, salah satu FA ada yg nanya ke saya “Are you OK miss?” “I’m sorry but i’m not OK” dan tiba-tiba kita jadi ketawa barengan :)) *silly ohh silly* bisa-bisanya sehari 2 kali hampir ketinggalan pesawat 😛

  9. Nasirullah Sitam – @Nasirullah5itam
    roellah[at]gmail.com
    Bingung kalo bikin cerita mbak 😀

    Sengingatku naik pesawat pertama itu tahun 1997 dari Karimunjawa – Semarang, rute waktu itu (Balikpapan – Karimunjawa – Semarang) naik pesawat Deraya yang cuma beberapa puluh orang saja. Perjalanan sih enak-enak aja, nggak ada kendala selama perjalanan. Tapi pas mau Landing malah roda belakang nggak mau keluar. Jadi muter lama dulu diatas hampir setengah jam. Untungnya akhirnya bisa keluar juga tuh roda belakang. Duh… waktu itu niatnya kapok nggak mau naik-naik pesawat lagi. Tapi kok sekarang malah pengennya naik pesawat terus 😀

  10. wih lucu amaaat kalendernya. Aku juga suka tintin, dulu koleksi tapi entah ke mana sekarang. Btw itu background birunya pake apa sih kak? Cakep. Gutlak buat yg ikutan giveawaynya! 🙂

  11. Ikutan aaaah, sapa tau Tintin rejekiku 🙂

    Nama : Lestari – @tarie_tar
    Email : lestarie_1990@yahoo.com
    Cerita :

    Ini pengalaman Oktober 2013, saat aku ikutan ngetrip bareng sebuah komunitas. Dua kejadian nggak enak terjadi pada sebuah maskapai yang sama dan untuk trip yang sama. Gimana coba perasaanmu? *halah.

    Kejadian pertama telat check in 10 menit dan harus beli tiket baru! Ngerayu petugas bandara sampai ndower juga kagak dapat ijin. Dengan lemah lunglai, terpaksa beli tiket baru. Gondoknya harga mahal bingit euy, padahal uang saku kan pas-pasan. hiks. Dan hal yang bikin gondok lagi, temenku dari Jakarta boleh check in, padahal take off cuma kurang 15 menit lagi. Maskapai kita sama, hanya berbeda bandara doank! Gimana dakuw nggak pengen nyumpah-nyumpah si maskapai coba?

    Kejadian kedua terjadi saat pulang. Sewaktu mau landing si pesawat kek mau nabrak gitu. Dan tiba-tiba ngerem mendadak. Coba siapa yang nggak abis jantung dan hatinya? Deg-degan pooollll! Otomatis langsung kebayang kejadian di Jogja yang bikin merinding. Bapak di sampingku sampai bilang begini “Ini pilotnya kok kaya sopir angkot. Ugal-ugalan. Awalnya mulus, tengah-tengah agak kenceng dan mau landing malah ngerem mendadak” Fyuuuh! Alhamdulillah masih diberi kesempatan buat berjumpa dengan keluarga lagi. huhuhu 🙂

    Dari dua kejadian itu dakuw mikir apa ini gegara dakuw kabur dari tugas kantor ya? Ceritanya dakuw masuk sebuah tim, jadi koordinator gitu. Lombanya pas dakuw pergi seminggu itu. Kebayang sih gimana repotnya temen-temen nyiapin. Etapi kalau buat batalin trip kok ya sayang dan eman gitu sama duit. Lha udah bayar tetek bengek je. Jadi dakuw enggak salah kan, ya? Hahaha.

  12. Fembi Rekrisna Grandea Putra – @fembi_rekrisna
    fembi_rekrisna @ yahoo.co.id

    Kayaknya cerita-cerita di atas udah bagus-bagus semua, jadi saya cuma pengin berbagi pengalaman dan mencoba keberuntungan. 😀 Pertama kali naik pesawat itu waktu SD untuk ikut lomba matematika yang diadakan salah satu lembaga bimbingan belajar. Jadi awalnya saya menang lomba di tingkat kota Malang dan provinsi Jawa Timur, akhirnya dikirim ke Jakarta.

    Nggak ada yang bikin ngeri, cuma saya kena masuk angin karena udaranya yg dingin banget di dalam pesawat, lebih dingin daripada dinginnya kota Malang. :p Awalnya ngerasa agak berisik juga dengerin suara mesinnya, tapi setelah agak lama, mulai terbiasa. Setelah ikut lomba, ternyata kalah, karena lawannya emang hampir se-Indonesia. Pulangnya naik pesawat lagi, udah agak terbiasa. Tapi agak takut waktu pendaratannya, rasanya lebih keras dari pendaratan pesawat sebelumnya. >__<

    Tak lama kemudian, akhirnya pesawat ini mendaratkan kami dengan selamat. 🙂 Sejak saat itu sampai sekarang, saya belum pernah naik pesawat lagi. Bukan kapok, tapi memang belum butuh. Karena rute bepergian saya nggak sampai ke luar pulau, hanya sampai antarprovinsi.

  13. Fembi Rekrisna Grandea Putra – @fembi_rekrisna
    fembi_rekrisna @ yahoo.co.id

    Kayaknya cerita-cerita di atas udah bagus-bagus semua, jadi saya cuma pengin berbagi pengalaman dan mencoba keberuntungan. 😀 Pertama kali naik pesawat itu waktu SD untuk ikut lomba matematika yang diadakan salah satu lembaga bimbingan belajar. Jadi awalnya saya menang lomba di tingkat kota Malang dan provinsi Jawa Timur, akhirnya dikirim ke Jakarta.

    Nggak ada yang bikin ngeri, cuma saya kena masuk angin karena udaranya yg dingin banget di dalam pesawat, lebih dingin daripada dinginnya kota Malang. :p Awalnya ngerasa agak berisik juga dengerin suara mesinnya, tapi setelah agak lama, mulai terbiasa. Setelah ikut lomba, ternyata kalah, karena lawannya emang hampir se-Indonesia. Pulangnya naik pesawat lagi, udah agak terbiasa. Tapi agak takut waktu pendaratannya, rasanya lebih keras dari pendaratan pesawat sebelumnya. >__<

    Tak lama kemudian, akhirnya pesawat ini mendaratkan kami dengan selamat. 🙂 Sejak saat itu sampai sekarang, saya belum pernah naik pesawat lagi. Bukan kapok, tapi memang belum butuh. Karena rute bepergian saya nggak sampai ke luar pulau, hanya sampai antarprovinsi.

    1. Dua kali kirim komentar, kenapa ada dua paragraf yang hilang, padahal itu klimaksnya. U_U :p Ini paragraf ketiga dan keempat dari lima paragraf.

      Tak sampai dua tahun kemudian, saya pindah sekolah dari Malang ke Medan. Waktu penerbangan Surabaya-Jakarta-Medan, seingatku nggak ada yang menarik. Setelah 3 tahun bersekolah di sana, saya balik melanjutkan sekolah lagi di Malang. Waktu penerbangan Medan-Jakarta, masih nggak kenapa-napa.

      Saat pesawat Jakarta-Malang mau mendarat, cuaca di Malang lagi berawan cerah. Di bawah udah kelihatan ada bandara, tapi pesawatnya rasanya masih muter-muter aja, kayaknya masih cari celah buat turun melewati awan-awan ini. Sempat juga pesawat ini “nyenggol” awan putih yang agak tebal. Saya yang duduk di pinggir jendela terkagum-kagum melihat awan dari jarak dekat. Kekaguman saya ini tak berlangsung lama karena tiba-tiba pesawat sedikit terguncang. Saya langsung berpegangan erat pada pegangan bangku. >_<

  14. Terima kasih buat semua peserta yaaa.. Ceritanya bagus-bagus kok..
    Pilihan jatuh pada Gallant, buat memotivasi dia untuk cepat terbang juga.
    Thanks juga buat blogger penyemangat penggembiraa.. 🙂

Leave a reply to Alid Abdul Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.