flores flow #8 : wae rebo, melestarikan arsitektur dengan tulus

kadang-kadang aku hanya ingin melangkahkan kaki, menjauh dari deru dan menemukan sepi, namun lebih daripada itu, ternyata yang kutemukan adalah ramai di hati, senyum yang tulus, percaya kepada negeri. Malam sudah bertabur bintang ketika Pak Blasius Monta menyambut kami dengan ramah di rumahnya di Denge. Ini adalah titik terakhir yang bisa dilalui dengan mobil. Kami… Read More flores flow #8 : wae rebo, melestarikan arsitektur dengan tulus

flores flow #7 : 14 tindak tanduk asyik di wae rebo !

Apa yang bisa kamu lakukan di satu pemukiman adat yang berjarak 3 jam berjalan kaki dari desa terdekat? Perjalanan ditemani desau angin, riuhnya burung-burung bernyanyi, gemericik air, ditemani patok-patok jarak yang membuat perjalananmu terasa makin dekat? Wae Rebo, harmoni pemukiman di atas bukit, di mana keselarasan dijaga, kehidupan yang tersembunyi, adalah salah satu kekayaan budaya… Read More flores flow #7 : 14 tindak tanduk asyik di wae rebo !

flores flow #6 : dingin bajawa, panas aimere, dan hujan ruteng

“Aku mau bangun setiap pagi dan melihat anak-anak berangkat sekolah di Flores.” Niat itu sudah kucetuskan, karena aku akan bangun pagi di tempat-tempat yang berbeda setiap harinya dalam perjalanan keliling pulau ini. Senin pagi di Bajawa, usai menikmati sarapan lezat buatan kak Vita di rumah yang aku tinggali malam itu, aku nongkrong di depan rumah,… Read More flores flow #6 : dingin bajawa, panas aimere, dan hujan ruteng

flores flow #5 : loka, batu dan bena

Pernahkah kamu berbicara pada batu? Pernahkah kamu tanya bagaimana rasanya menjadi tumpuan, menjadi sesuatu yang dikuatkan, menjadi tahanan agar beban di atasnya tidak runtuh? Barangkali kau perlu bertanya pada bebatuan di kampung Bena, yang bisa dicapai dalam satu jam perjalanan dengan kendara bermesin dari Bajawa, sejak kapan mereka berada di sana. Di sini batu tidak… Read More flores flow #5 : loka, batu dan bena

flores flow #4 : luba, do’a dari kaki gunung inerie

Apa yang kamu harapkan dari menjejakkan kaki di sebuah tanah berbentuk persegi, di bawah sinar matahari yang cerah pagi hari, dikelilingi rumah-rumah yang tidak bisa berbicara kepadamu? Maka kamu akan melangkah pada rumah terdekat di mana ada seorang lelaki tua dengan tenun-tenun berwarna warni bergelantungan di depannya. Ia bertanya dari mana asalmu, dan menawarkan seplastik… Read More flores flow #4 : luba, do’a dari kaki gunung inerie