Where do I come into all of this? Am I just some animal or dog?’ And that started them off govoreeting real loud and throwing slovos at me. So I creeched louder still, creeching: ‘Am I just to be like a clockwork orange?’
― Anthony Burgess, A Clockwork Orange
“Kak Debz, lokasi Harris Malang di mana sih? Aku sudah di jalan menuju Surabaya, nih,” sapaku di telepon menyapa Debbie Leksono, travel blogger asal Malang yang janjian denganku di Harris Malang. Ia sudah tiba sejak jam delapan untuk makan pizza di Harrisimo, sementara aku masih berada di sekitar Kepanjen menyetir kembali ke Malang dari Blitar. Mengikuti petunjuknya, aku melewati fly over di Arjosari, dan langsung menemukan gerbang perumahan Riverside di mana hotel ini berada. Lokasi Harris Malang yang terletak dekat dengan jalan menuju Batu menjadi pilihanku untuk transit sebelum melanjutkan perjalanan ke Surabaya.
Karena malam hari, aku agak sulit menemukan petunjuk di dalam perumahan itu untuk menuju Hotel Harris. Untunglah logonya yang berwarna oranye cerah mudah dikenali dalam kegelapan ketika melaju perlahan-lahan sampai aku menemukan lokasi yang dimaksud. Usai check-in dan meletakkan barang-barang, aku bergabung dengan kak Debbie dan adiknya di ruang makan yang berada di tepi kolam renang. Udaranya agak dingin, tapi tidak menyurutkan niat kami untuk bercengkrama hingga larut malam. Maklum ketemunya juga jarang, dan untungnya restoran ini buka 24 jam untuk melayani tamu-tamu, sehingga bisa bersantai-santai tanpa takut tutup.
Harris Riverside Malang ini menawarkan penginapan ala resort, namun tak jauh dari jalur transportasi utama kota Malang. Dengan 229 jumlah kamar yang terbagi di 2 sayap bangunan, membuat lokasi ini cocok untuk mengisolasi sejumlah orang yang mengadakan pertemuan dengan pemandangan alam yang menarik. Di sini juga dilengkapi dengan beberapa meeting room yang menghadap ke hamparan hijau lansekap lembahnya.
Denah bangunan ini berbentuk L, terbagi menjadi satu sayap berlantai 5 dan satu sayap lagi berlantai 6. Bukan menjadi satu bangunan besar, melainkan terbagi-bagi menjadi beberapa massa yang terangkai. Lobby dan area publiknya sendiri berada di pertemuan antara dua sayapnya ini, sehingga ramainya kegiatan terpusat di sana. Sebagai focal point, area lobby ini beratap miring dan tinggi, sementara bagian kamar hotel beratap datar, membuatnya mudah dikenali sebagai ruang penerima ketika baru pertama kali sampai di area Harris Riverside Malang.



Karena dibangun di lembah, jadi lantai yang sejajar dengan parkir menjadi lobby, sementara fungsi-fungsi lainnya berada di bawahnya. Restoran, meeting room, gymnasium, berada di satu titik ruang publik ini, sehingga privasi tamu-tamu di arah kamar tidak terganggu oleh lalu lalang orang-orang yang tidak menginap. Tapi karena hotel ini cukup besar, maka agak malas juga untuk bolak balik ke kamar. Berjalan kaki dari lobby ke lift hingga kamar cukup melelahkan juga.






Untunglah koridor-koridor kamar hotel menawarkan pemandangan apik, dengan lantai yang tidak polos begitu saja, melainkan didekorasi dengan tegel cap di baris merapat ke pintu kamar. Supaya tidak melulu koridor panjang dan untuk mencapai peraturan keselamatan dan transportasi dalam bangunan, ada lift lobby di tengah-tengah tempat bertemunya lift dan tangga dengan pencahayaan dan pengudaraan alami. Angin dari sini bisa dirasakan hembusannya di koridor sehingga meminimalkan penggunaan pengudaraan buatan.



Kamar yang kutempati cukup besar dan menyenangkan, area utamanya berukuran 5 x 5 meter, dengan satu queen bed dengan sofa bed panjang di depannya yang bisa difungsikan sebagai tempat tidur ekstra apabila ada tambahan pengunjung. Yang berbeda di sini adalah meja tulisnya yang berbentuk oval, menempel langsung dengan dinding pembatas kamar mandi. Warnanya yang oranye cerah khas Harris langsung menarik perhatian. Meja tulis ini juga langsung menjadi satu dengan meja kopi di depan pintu kamar mandi. Dan tentu, free wifi di kamar ini membuatku sempat menyelesaikan beberapa pekerjaan di laptop.



Toiletteries cantik tertata rapi di dalam kamar bernuansa marmer putih ini. Satu set shower berbatas dinding kaca, dengan kloset di sampingnya berhadapan dengan lavatory kotak dengan kaca cermin yang cukup besar. Cukup untuk mematut diri sebelum keluar. Kalau rambutmu berantakan, di sini juga ada hairdryer untuk mengeringkan dan merapikan tatanan.

Menikmati pagi hari di Harris Riverside ini ada dua pilihan, bisa makan atau berenang. Atau kalau mau kombinasi keduanya, bisa makan sambil menonton orang berenang. Tentu tidak boleh membawa makanan ke kolam renang, makanya aku memutuskan untuk makan dulu mencicip menu-menu di restoran yang tadi malam makan dengan kak Debbzie. Sebenarnya ada beberapa sitting groups di dalam yang tertata rapi dan lebih dekat dengan meja makanan, tetapi aku memilih di luar, di bawah teras kayu berkanopi fabric sambil mengamati taman yang terbuka. Salah satu keunggulan makanan di Harris ini adalah makanan sehat yang terjaga jumlah kalorinya dari koki berpengalaman. Aneka hidangan disajikan di sini, mulai dari makanan berat, sampai bubur ayang dan satu makanan khas hotel yang tak mungkin kulewatkan, omelet.











Kolam renangnya sendiri cukup asyik, seperti yang sudah kuintip dari jendela kamar, ada dua kolam renang dewasa di sini, dan satu kolam anak. Kolam renang dewasa terletak tepat di depan restoran sepanjang 50 meter sehingga rasanya cukup puas untuk meregangkan tangan dan kaki di situ, bukan sekadar kecipak kecipuk saja. Kolam ini sendiri dibuat sistem overflow ke kolam dangkal yang ada di bawahnya, sehingga tercipta dinding air dengan latar keramik mozaik biru yang cantik.



Di tapak yang lebih rendah, ada kolam dengan kedalaman 100 cm yang juga sepanjang kira-kira 50 meter dilengkapi dengan perosotan lebar di salah satu sisinya. Perosotan ini menjadi salah satu daya tarik anak-anak remaja untuk bermain di sekitar sini. Berulang kali mereka naik dan meluncur dari atas papan kurva dari fiberglass itu sambil tertawa-tawa riang. Pool decknya dari papan-papan kayu dilengkapi beberapa payung dan tempat beristirahat sesudah berenang. Dengan celah di antara papan membuat kecipak air menjadi lebih mudah untuk masuk ke saluran.



Sementara untuk anak balita juga disediakan Dino’s Club seperti yang selalu ada di setiap Harris Hotel, sarana edukasi dan bermain untuk anak-anak dengan berbagai permainan di dalamnya. Tepat di depannya juga ada kolam anak yang dangkal dan landai, sehingga tidak membahayakan anak-anak. Keramik mozaik biru yang dipasang di sini juga menyejukkan dan menyegarkan mata.

Di sayap yang berlainan dengan kamar tempatku menginap, dilengkapi dengan convention centre yang berkapasitas hingga 300 orang yang bisa digunakan untuk rapat besar atau pesta. Tidak hanya ada beberapa ruangan yang bisa dijadikan satu dengan moveable partition yang kedap suara, prefunction-nya pun lega dan besar, bisa dijadikan bagian dari acara di dalam juga. Motif-motif cantik di lantainya membuat bangunan ini tidak hanya memberikan kesan modern, tapi memberikan closure sehingga pengguna terasa akrab.




Harris Riverside Malang terletak sekitar 19 km dari Batu, Malang yang bisa ditempuh sekitar 30-45 menit dengan mobil jika hendak menuju aneka tempat wisata yang berada di dataran tinggi tersebut. Taksi pun cukup mudah dipanggil ketika aku memesan dari hotel untuk menuju Museum Angkut, salah satu wahana keren yang dimiliki kota apel ini. Dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari jalur Malang-Surabaya, membuat Harris Riverside salah satu lokasi strategis untuk menginap dan tidak terlalu sulit dicari apabila hendak naik travel menuju Surabaya.
Ah, Malang. Masih banyak tempat yang bisa dikunjungi di sini. Bukan sekadar kenangan masa kecil, namun banyak tempat unik dan menarik yang hanya ada di sini. Malang menjadi salah satu sentra wisata yang tak pernah pudar. Sepertinya aku harus kembali lagi.
HARRIS Hotel & Conventions Malang | malang.harrishotels.com
Jl. A Yani Utara Riverside Block C-1 Malang 65126, Indonesia
Phone: +62 341 299 2299 I Fax: +62 341 299 2288
E-mail: sales-harris-malang@tauzia.com
pernah ngasih vocher hotel harris malang ini ke bapak ibuk, dan komentar mereka sih puas banget meski cuma buat pengalaman nginep semalem doang 😀 *aku sendiri malah belom pernah coba*
wah, kamu berbakti banget ya, nak..
Berapa per malamnya nih mbk..
sekitar 500-700rb, tergantung musim (yang bukan buah) coba cek aja di situs2 metasearch hotel.
sip mbak indrijuwono..coba cek traveloka ah 😀
Melihat ada kata Batu dan lebih dekat ke Museum Angkut, jadi berpikir, ini Batu atau Malang, ya? :hihi. Kolam renangnya besar-besar yak, panjangnya sampai 50meter, lumayan juga itu :hehe. Dan sepertinya bangunan lobi itu adalah bangunan kolonial? Seperti semacam vila besar mungkin ya, secara Malang dan Batu terkenal sebagai kota tetirah… ah saya jadi dilema nih, kepengen balik ke sana lagi buat #PundenWalk! :hihi. Mudah-mudahan bisa menginap di sini suatu hari nanti :amin.
Ini masih di Malang. Kalau Batu naik lagi pakai mobil 30-45 menit, kalau pakai sepeda, sila hitung sendiri. 😛
Aku masih kepengen balik ke Malang lagi, masih banyak tempat yang pengen didatangiiii…
Ajak2 dong Mbak kalau mau ke Malang… masih banyak tempat rahasia yang belum saya datangi juga :hihi *kepengen banget ikutannya :haha*.
okesip. awas kalo pas diajak nggak bisa. hahahaa..
malang mah buat piknik2an seru.
Asal ngajaknya jangan mepet yak Mbak, maklum jadwal suka padat *disambit*.
aku belum pernah nginep siniii…..pengeeen 😀
sampeyan kera ngalam yo nginep omah ae, to mbakyuuu. opo arep hanimunan? 😝😘
harris hotel pelayanan ok dan memuaskan. Cuma letaknya yg cukup jauh juga dari pusat kota, di daerah arjosari.
dan kalo sudah lewat daerah belimbing, macetnyaa.
Kadang itu juga yg bikin mikir lagi kalo nginep disana
makanya, ditentukan tujuannya mau ke mana. karena pengen mampir Batu, dan buar cepet balik ke Surabaya, di sini cukup pas.
secara interior rada beda yah dari pakemnya Harris
Asri dan tenang ya kak, dan sekilas temanya mirip2 Padma Bandung.
iya, lokasinya di lembah juga..
Wah..cozy banget kelihatannya..aku suka bagian lobby yang mengingatkanku pada rumah tua yang homey~ Kalo ke Malang mau nginap di sini, ah ^^
monggo-monggooo….
Cakep ya asri lagi. Baru tau kalo Debby asalnya dari Malang hehe.
aha, emang dia dari sana dan tinggal sono, kaak..
bagus yah hotelnya. sesekali refreshing bagus nih sama keluarga
Iya, monggo lho!
aku pernah mampir mbaaaa. kece berat emang
Makanya ngangenin kaann…