and the day came when the risk to remain tight in a bud
was more painful than the risk it took to blossom
-anais nin
Apakah kamu percaya bahwa perjalanan itu menyembuhkan luka? Jika ada hal-hal yang dirasa tidak berkenan dalam hidupmu maka yang dilakukan adalah pergi untuk mencari obatnya. Mungkin masalahnya tidak bisa diselesaikan dengan kabur begitu saja, tapi bepergian beberapa waktu akan membuat lepas dari rutinitas, pikiran yang lebih tenang, dan menemukan kelemahannya sendiri.
Dalam film Wonderful Life yang disutradarai oleh Angga Dimas Sasongko ini menceritakan tentang Amelia seorang ibu yang memiliki anak bernama Aqil yang menderita dyslexia atau kesulitan untuk mengenal huruf-huruf sehingga sulit membaca, dan membawanya melakukan perjalanan untuk mencari pengobatan untuk menyembuhkannya. Amelia yang setiap hari disibukkan oleh hari-harinya di kantor dengan klien-kliennya, memilih untuk cuti dan melakukan perjalanan, karena ia percaya bahwa penyakit Aqil ini bisa disembuhkan.
Hal-hal lucu banyak terjadi ketika Amelia mendatangi berbagai dukun dan orang pintar yang katanya bisa melancarkan peredaran darah ke otak Aqil dan membuatnya bisa lebih konsentrasi dalam membaca. Amelia yang tidak melepaskan pekerjaannya di kantor dan tetap berkomunikasi selama ia bepergian ini terpecah konsentrasinya menjadi dua, pekerjaannya dan perjalanannya. Egonya yang membuat dirinya keukeuh mencari pengobatan untuk Aqil daripada ia malu memiliki seorang anak yang menderita dyslexia, ketimbang menerima kondisi Aqil dan menggali potensi-potensi lain yang dimiliki oleh anak ini.
Cerita Amelia ini mengingatkan pada diriku sendiri yang berlatar belakang mirip, hanya saja anakku tidak mengalami dyslexia. Bintang tumbuh sebagai anak yang rajin membaca, cukup waktu belajar dan bermain, tidak terlihat punya traumatis tertentu, prestasi yang sangat baik, dan punya ibu yang rajin membawanya jalan-jalan. Yup, di masa-masa liburannya aku selalu memilih untuk pergi berdua untuk mempererat ikatan hati antara kami berdua. Dulu ia sering ikut aku pergi dengan teman-teman mulai dari ke Bogor dan Bandung, lalu pernah juga ikut road trip ke Dieng hingga Jogja dan pulang ke Bandung.
Pertama kali kami pernah melakukan road trip di Bali selama empat hari , atau pernah berjalan-jalan keliling Jogja. Dalam perjalanan juga tidak selalu baik-baik saja, pernah di Bali ia tidur sementara aku menyetir, ternyata badannya menghangat yang membuat aku panik dan mencarikan obat panas dan rutin meminumkannya setiap empat jam, padahal kami berada di dekat pantai dan seharusnya bisa bermain-main. Saat-saat seperti ini yang membuat aku harus melepaskan itinerari yang sudah dibuat dan mengikuti sampai kondisi Bintang membaik.
Tahun lalu kami berkendara Malang-Blitar-Tulungagung dengan kondisi yang lebih baik, karena aku mengajarinya untuk membaca peta dan ternyata ia sangat suka mengenali titik-titik yang dilalui. Rencana setiba di Blitar untuk memotret hotel di sore hari pun gagal karena ia mengeluh ingin tidur sesudah makan malam. Alhasil aku baru memotret suasana malam di hotel pada jam 23.30, hingga selesai pada jam 2 pagi. Untunglah staf hotelnya sangat membantu.
Awal tahun ini aku mengikuti keinginannya ke Legoland ketika menemukan tiket promo ke Kuala Lumpur PP dan kami pun naik turun bis dan kereta berdua di sana sambil ia belajar mengenali budaya selain negerinya sendiri. Sering sekali ia ngambek ketika aku asyik memotret obyek-obyek yang menarik sehingga aku harus berhenti dan mengajaknya mengobrol lagi. Ya, seharusnya ini perjalananannya dan mengikuti permainan-permainan yang ia suka. Walau terkadang aku berusaha minta kompromi juga, sih.
Akil memang tidak sembuh, tapi Amelia menemukan hal baru dalam melihat potensi anaknya. Perjalanan membuka hatinya bahwa ada hal-hal yang bisa terjadi walau sudah direncanakan dengan baik sekalipun. Aku mengajak Bintang melakukan perjalanan untuk mencegahnya dari sakit, untuk membuat hatinya tetap dekat denganku dan tidak merasa ditinggalkan walaupun kesibukanku sehari-hari begitu banyak. Atau mungkin juga ini untuk menyembuhkan luka yang selalu disembunyikan. Aku selalu teringat ketika umurnya empat tahun dulu dan memelukku sambil berkata, “Bunda jangan nangis, kan ada Bintang di sini.” Karena sesibuk apapun hari-hariku, ia selalu menunggu dan mengajak mengobrol, bercerita tentang hari-harinya di sekolah, teman-temannya, dan lain-lain. Ketika aku harus menghabiskan hari Minggu dengan menulis atau menggambar, terkadang ia menemani sambil membaca atau bermain game di sampingku, kalau terlalu lama ia akan main ke rumah tetangga.
Kemarin waktu mengambil rapor bayangan ke sekolah, ibu gurunya berkata bahwa Bintang sering bertengkar dengan teman laki-lakinya di sekolah, dan emosinya cepat naik. Aku agak terkejut, karena Bintang selalu menjadi anak baik di rumah, hanya bandel-bandel biasa dan berdiskusi dengan santai denganku. Ketika aku tanya padanya, ia bilang anak-anak itu memang suka mengganggunya, sehingga ia hanya membela diri. Ah, mungkin sudah waktunya kami jalan-jalan lagi melihat laut atau gunung supaya lebih dekat lagi sebelum ia beranjak dewasa beberapa saat lagi.
Perjalanan antara ibu dan anak yang diceritakan dalam Wonderful Life bukan hanya bisa dilakukan apabila salah satu dirasa sakit, tapi bisa oleh setiap pasangan ibu anak yang baik-baik saja untuk mengikat hatinya dan mengingat akan ‘rumah’, ibu nyamannya tempatnya ia berlindung selama ini, sebelum kelak ia lepas dan punya kehidupannya sendiri.
Bin, kamu jangan cepet-cepet gede, kek. Nanti nggak lucu lagi.
Bun, nanti kalau aku gede juga tetep lucu, kookk..
Sentul, 18.10.2016
gambar diambil dari website wonderful life movie indonesia
adegan diambil dari official thriller wonderful life

ceritanya manis, Ndri 🙂
makasih ka piraaa..
saya percaya kalau perjalanan menyembhkan luka, membuat hati lebih tenang de el el mbak..
kadang kalau pengen sendiri ya me time dengan jalan-jalan sendiri meskipun ketempat2 deket hanya sekedar untuk nge-Lounge 🙂
kadang pengen sendiri, tapi juga kadang pengen ketemu orang baru kak. biar bisa lupa sejenak..
Kalo luka hati mesti ketemu oarang baru lagi untuk menaklukan hati ini biar luka ini kering berganti bahagia #EhGimana
ka cum, itu sudah dicoba tapi ah sudahlah.. #ehgimana
Jalan2 di depok aja mba Indri, hahaha, capek jauh2