“A lot of good love can happen in ten years”
[Jim Carrey]
Sepuluh tahun. Kamu pikir apa yang akan terjadi sesudah sebuah blog yang berumur sepuluh tahun? Tadinya kupikir ini tidak bertahan selama itu, tapi ternyata kecintaanku pada huruf dan kata-kata membawanya tetap ada, bahkan sampai-sampai aku menambah ruang simpan supaya tetap ada cerita untuk dibagikan.
Tantangannya tentu saja ada. Media sosial yang bisa menjadi tempat cerita singkat mengalihkan cerita panjang pengganti menulis di blog. Apalagi pasar anak muda yang lebih suka nonton video YouTube daripada membaca. Memamerkan blog ke orang baru? Kayaknya lebih sering skip tulisannya dan cuma lihat foto.
Jadi satu-satunya cara adalah tetap memelihara passion menulis ini supaya blognya tetap bertahan. Tapi masalah baru adalah mood dan waktu. Kesibukan yang bejibun ditambah tanggung jawab pekerjaan yang tinggi membuat tulisan baru pun jarang muncul. Padahal sih traveling jalan terus. Cerita selalu ada, tapi butuh kesempatan untuk menceritakannya lagi.
Banyak contoh teman-teman yang tetap survive blog-nya, karena memang rajin menulis dengan teratur, rajin berkomunikasi dengan relasi blognya, dan terus membangun kualitas sehingga mendapat banyak konten untuk membangun blognya.
Nah, bagaimana jadinya?
Mestinya seperti tips-tips mengatasi blogstuck adalah membaca buku. Membaca website lain. Berkomen, bercerita. Sampai timbul keinginan untuk buka laptop lagi dan mulai menulis. Apalagi kalau mengingat bahwa menulis adalah salah satu hal yang membuat banyak dikenal orang. Punya teman-teman baru. Dan membahagiakan juga.



Eh, malah curhat. Jadi sepuluh tahun sudah ngapain aja?
Awalnya blog ini hanya tentang arsitektur saja yang merupakan passionku bertahun-tahun. Dialog tentang urban, ruang kota dengan bahasa yang lebih santai. Tapi seiring kecintaanku traveling, rupanya ia menjadi rumah bagi ceritaku tentang bangunan-bangunan, jalan-jalan, maupun orang-orang yang ditemui. Dan niche arsitektur ini ternyata diam-diam mencuri perhatian.
Menulis blog. Menang lomba dan jalan-jalan ke Singapore. Sering ditawari menulis di koran, majalah, dan web lain. Jadi pembicara bedah buku. Buat pelatihan menulis. Jadi Ketua bidang Humas dan mengelola isi website-nya. Tugas ke Papua gara-gara menawarkan diri untuk menulis report harian. Editor buku reuni alumni. Menginap gratis di hotel berbintang dan menulis review-nya. Makan enak di resto dan mengapresiasi interior. Jalan-jalan rame-rame dan ngeblog. Menerbitkan buku.



Blog itu portofolio kamu. Supaya orang membaca bagaimana cara berpikir, bercerita atau menjelaskan sesuatu. Dibawa juga untuk wawancara kerja, aplikasi beasiswa atau jangan-jangan kalau hendak jadi calon legislatif nanti (eh). Tentunya juga kenang-kenangan untuk anak cucu nanti.
Walaupun belum pernah sama sekali diundang oleh almamater untuk sharing tentang menulis blog (keburu kelibas ketenaran youtuber), tapi banyak hal-hal yang sekarang terjadi karena konsistensi menulis blog. Pernah jadi researcher, dapat pekerjaan sekarang (walau nggak berkaitan tapi interview-nya minta bawa contoh tulisan), bahkan untuk punya pasangan hidup (kayaknya bahwa ia sebenarnya ngefans tulisan-tulisanmu).
Dan jangan hanya berkomentar, ‘kamu mah enak, bisa nulis, banyak dapat gratisan.’



Yakinlah, jalan yang dilalui sebelumnya tidak semudah itu. Ada kemampuan yang terus menerus harus diasah untuk mendapatkan pengakuan publik (jika ingin). Ada modal yang harus dikeluarkan, juga waktu yang diluangkan. Ketekunan, passion dan kecintaan inilah yang harus bertahan bahkan meningkatkan kualitas.
(Bahkan mie instan pun harus melalui mesin sepanjang 100 m lebih hingga jadi kemasan siap saji 3 menit)
Jadi apa resolusi 10 tahun?
Dengan tahun 2020 yang penuh tantangan ini, harus terus bertahan. Tetap menulis arsitektur lagi, transport lagi, jalan-jalan lagi. Menjadi jendela virtual bagi pembacanya.
Dan jangan lupa bahagia.

“If you think in terms of a year, plant a seed; if in terms of ten years, plant trees; if in terms of 100 years, teach the people.”
[Confucius]
From Depok 20 Mei 2010 to Larangan Indah, 20 Mei 2020
Doakan semoga tindaktandukarsitek panjang umur, ya. Punya ide mengatasi blogstuck? Boleh di-share, dong.
Congrats utk 10 anniversary nya!! Aku juga punya kendala utk disiplin ngeblog. Kadang beberapa bln gak disentuh sama sekali. Apalagi baru kmrn lahiran jadinya tambah sibuk. Tapi puas juga ya kalo liat2 tulisan kita yg dulu2. Jadi membuka memori dan jadi muncul semangat nulis lagi.
Semoga blog aku ber tahan terus dan terus jadi bisa jadi kenang2an utk pembacamu dan dirimu sendiri. ❤️
Sekali lagi, selamat!
Eh paragraf terakhir maksudnya blog kamu yg bertahan terus. Aminnn 🙏
amiiiin, terima kasih ya clara! tetap semangat dan bahagia juga ngeblognya.
Happy anniversary, Mbak! Wahh, it’s a very long process, ya. Seneng sekali baca tulisannya. Ditunggu tulisan-tulisan lain untuk mengisi tahun-tahun setelahnya. Dan aku aminkan, semoga blog ini panjang umur. 😀
makasih Sin, blog kamu juga asyik bacanya padahal baru kenal. salam yaa
wah, makasih banyak, mbak, udah mampir balik! hehe. have a great day yaa
hapy blog anniversary mbak!!!
Aku biasanya tetap blog walking untuk menjaga blogku mbak, meksipun tahun lalu sempet nulisnya on off on off, tapi setidaknya membaca tulisan-tulisan blogger lain tetap menjaga api untuk menulis walaupun tidak seproduktif dulu.
nah ini blog walking ini yang nggak sempet lagi karena kerjaan buanyaak.. tapi mudah2an disempetin deh.
sama mbak…akupun ini seminggu paling beberapa kali aja. Ga tiap hari banget blogwalkingnya XD