“Apa guna warna langit dan bunyi jengkerik? Apa guna sajak dan siul? Yang buruk dari kapitalisme adalah menyingkirkan hal-hal yang percuma.”
― Goenawan Mohamad, Pagi dan Hal-Hal yang Dipungut Kembali
Berulang kali aku pulang ke Cirebon, bisa dibilang aku tidak pernah menyempatkan diri ke pusat batik Trusmi yang terkenal itu, karena lokasinya yang cukup jauh dari rumah keluarga. Padahal motif mega mendungnya yang terkenal itu terpapar hampir di semua tempat khas di Cirebon.
Ternyata, lokasi sentra batik di daerah Trusmi ini cukup mudah dicapai, bisa naik angkot GP tujuan Plered dan turun di depan gerbang besar bertuliskan selamat datang di Trusmi. Bisa berjalan kaki sambil melihat-lihat kanan kiri aneka toko batik yang berjajar di sepanjang jalan, atau naik becak sampai satu sentra batik terbesarnya yang berjarak sekitar 300 m dari jalan raya Cirebon-Plered.
Di dalam sentra batik terbesar ini, memang seperti berkonsep one stop shopping saja, yaitu aneka macam motif kain batik dalam berbagai bahan dan kualitas dijual di sini. Baik masih berupa kain, maupun sudah dijahit menjadi baju. Kabarnya, sentra batik ini dahulu pasar dengan los kecil-kecil, namun kemudian diremajakan menjadi satu toko besar seperti ini dengan banyak pengrajin lokal yang mengisi.
Motif megamendung yang menjadi primadona ini melambangkan awan yang dianggap sebagai dunia atas. Motif ini sangat mudah dikenali dengan garis awan berupa bulatan atau lingkaran yang ditarik melancip ke samping. Pada awal pembuatan motif mega mendung ini selalu didominasi warna biru, karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan laki-laki. Warna biru juga melambangkan warna langit yang luas dan hujan pembawa kesuburan.
Rasanya gemas berada di dalam toko dengan aneka motif batik yang indah dari bahan katun yang adem di badan, membuatku kepingin memborong aneka motif batik ini. Batik megamendung pun sudah mulai mengalami perkembangan dengan warna-warna lain yang bisa menjadi pilihan. Sementara itu, motif lain yang juga cantik dan khas dari Cirebon adalah motif kupu yang lebar membentang pada kain putih. Selain batik cetak, di sini juga ada batik cap dan batik tulis pada ruang khusus
Di toko batik Trusmi ini juga dijual berbagai model pakaian jadi dengan bahan dasar batik sehingga apabila butuh mendadak bisa langsung dipakai dari berbagai pilihan di sini. Sayangnya kebanyakan aku menemukan ukurannya besar sehingga agak tenggelam di badan mungil ini. Jadi aku memilih untuk membeli beberapa helai kain untuk stok pakaian kantoran nanti.
Tak cuma berjualan batik untuk baju, di sini juga banyak aneka pernik olahan batik juga pernik kayu dan logam yang biasa untuk hiasan meja. Malah aku menemukan aneka model dakon permainan anak-anak yang bisa dipilih bentuk yang sesuai.
Di bagian depan dari sentra batik ini sering juga ada pengrajin yang sengaja melukis lilin pada batik tulis yang dikerjakannya sehingga pengunjung bisa mengamati proses pembuatan batik tulis dengan motif megamendung Cirebon ini, langsung pada pengerjaannya.
Jika membawa kendaraan sendiri, saat paling cocok untuk ke Batik Trusmi adalah saat kepulangan kembali ke Jakarta, karena begitu keluar dari area Trusmi dan berbelok ke barat, sudah tidak jauh sampai ke gerbang tol Palimanan untuk kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta via tol Cipali. Tapi hati-hati, jangan mengantuk ketika menyetir karena jalannya lurus sekali.
Motif nya keren-keren mas… Saya tidak begitu mengerti dengan jenis² motif batik tapi saya kalau suka dengan motifnya bakal saya beli. Hehehe
paling terkenal dari cirebon memang motif mega mendung ini..
Kata temenku yang anak seni kerajinan, batik megamendung ini termasuk ribet bikinnya, khususnya yang gradasi. Harus berulangkali lewat proses nglorod dan nutup. Berkunjung ke sentra batik tuh emang bikin mupeng ya mbak. Kudu kuat iman biar kantong nggak jebol gara-gara comot sana-sini ahahaha.
Woo, aku liat ibu-ibu bercanting itu koq gampang kayaknya ya. tinggal ngewarna aja.
Aku masih punya banyak stok batik dari jogja dan solo juga ini gimana hahaha.
Oh berarti ibu-ibu itu pake teknik yang solet mbak, bukan tutup celup hehe. Yang ribet yang tutup celup.
Motif megamendung ini konon terkenal bahkan sampai ke Konohagakure Mbak, karena pakaiannya Itachi punya motif yang mirip dengan megamendung… oke salah fokus.
Awalnya saya kira Trusmi itu merk seperti Batik Keris, pokoknya toko batik yang dimiliki satu atau beberapa orang. Ternyata lebih ke nama area dan asalnya dari pedagang-pedagang kecil, ya.
Saya juga suka beli kain dulu baru dibuatkan baju kantor :haha. Berasa eksklusif.
Lhaaa, malah bahas anime.
Mega mendung ini paling gampang dikenali yak…
Kalau aku malah dulu paling tahu sama motof parang, dari SD dah belajar nggambarnya..
itu motf ama warnanya beraneka ragam kak kalau aku disitu pusing milihnya
Ya udah borong aja semuaaa…
walaupun gua bukan penggemar berat batik, kalo dihadapkan pada banyak pilihan batik warna-warni kayak di Trusmi pusing juga sih, pengen beli banyak! hahaha..
bener deh, warnanya lucuk2 bangeett..
Katanya, Trusmi itu dulunya nama Ibu yang pertama bikin batik ini, ya?!
Nahloh, aku malah baru tahu ini.. 🙈🙈
Berkali2 liat batik, tapi selalu gagal paham membedakan asal dari daerah mana hehehe
di museum batik ulen sentalu dijelaskan..
Batiknya ceraj-cerah ya, beda sama batik jogja atau solo. Cenderung gelap, tapi aku memang suka yang gelap-gelap sih.