harris hotel gubeng surabaya, project.

Yang diingat pada tahun 2015 di Envirotec, tentu saja proyek Harris Hotel Gubeng Surabaya. Berkali-kali menginap di chain hotel ini, menjadikannya favorit. Apalagi menjadi bagian dari tim yang membuat Design Development Drawing, sehingga penasaran juga jadinya seperti apa (iyalah, yang bikin pulang jam setengah sebelas malam tiap hari).

Kami tiba di Harris Hotel Gubeng sekitar jam delapan malam sesudah perjalanan dari Solo. Karena awal tahun waktu itu, jadi seluruh lobbynya berhiaskan lampion-lampion merah menjelang imlek. Just as aku ingat yang kukerjakan tujuh tahun yang lalu itu, lobby dengan langit-langit yang tinggi, dengan façade kaca tempered spider fitting.Tentu saja, nuansa jingga cerah masih dominan di sini. Ada penghubung ke hotel  POP! yang menempel tepat di sebelahnya.

Kami menempati ruangan di lantai delapan. Keluar dari lift langsung disambut oleh lorong dengan karpet tebal berwarna abu-abu dengan serpihan warna jingga di pintu-pintu kamar. Berkesan hangat dengan lampu kuning di sepanjang lorong.

Kamar deluxe kami cukup menyenangkan, dengan satu tempat tidur queen di tengah, dan meja kerja yang menempel pada dinding kamar mandi, dilengkapi dengan kaca besar. Tentunya, daybed sofa di bawah televisi membuat kami tak perlu lagi pesan extrabed. Kamar mandi dengan nuansa putih memberi kesan bersih dengan semburat oranye di sana sini.

Paginya, kolam renang menjadi salah satu lokasi incaran dokumentasiku. Ya, bagaimana tidak, kenangan revisi bolak balik untuk konstruksi dek kayu ulin ini hingga dua minggu lembur masih di kepala. Seketika aku ingat posisi ruang mesin, gutter tepi untuk overflow kolam, sampai air terjun pada dinding kolam yang, lho mana? Rupanya tempat yang seharusnya jadi air terjun untuk overflow nggak jadi terbangun pas konstruksinya. Nggak semua rencana sesuai kenyataan, gaes.

Memori selanjutnya dengan area spa, yang dulu juga teringatnya akan revisi yang banyak dan detil yang bermacam-macam. Dengan Jacuzzi dan shower yang menghadap luar dengan kaca terang, ternyata walaipun berada di lantaidelapan, tetap saja bangunan sebelah bisatumbuh nantinya. Makanya sekarang jadi ditambahi dengan roller blind jenis blackout.

Bagian façade jendela-jendela ini sangat khas Harris, pada tujuh tahun yang lalu. Beberapa lokasi juga menggunakan façade jendela yang sama seperti di Batam atau Solo dengan permainan tepi jendela dengan kaca warna hijau dan oranye denggan komposisi yang sudah dalam standard. Untuk bagian bawahnya di bagian lobby dengan fasade kaca tempered berukuran tinggi, yang berdiri dengan rangka spider yang kuat.

Area lobby, yang didesain panjang  untuk reception, refresh corner, computer corner dan di ujung sana tangga dan kolam menuju prefunction dan meeting room di atasnya. Apalagi kenangan di situ kalau bukan merk eskalator yang berganti-ganti, yang pembuat ukuran pit dan dudukan eskalator berubah-ubah terus. Apalagi ingatan ketika submit gambar tender tidur di kantor sampai pagi sambil nungguin hasil plot. Meskipun mesin itu dipelototin juga nggak akan lebih cepat juga kerjanya, nggak kayak kita dipelototin atasan (entah, anak mille sekarang gitu nggak ya?).

So as always, hal-hal demikian membangkitkan rindu pada masa-masa mendesain dan bermain dengan warna, detail kusen atau overflow kolam. Pot tanaman lee kuan yew yang menjalar di dinding. Sambungan lantai marmer dengan kayu. Penempatan shower yang simetris di ruang spa. Kaca besar di mana-mana. Langit biru pantulan pada fasade.

5 thoughts on “harris hotel gubeng surabaya, project.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.