“Orange? Like Effie’s hair?” I say.
“A bit more muted,” he says. “More like sunset.”
― Suzanne Collins, Catching Fire
Apa sih harapanmu ketika senja tiba? Kalau mengingat masa kecilku dulu, senja adalah saat bermain, saat untuk bertamu, atau saat ketika sudah mandi dan berdandan rapi untuk minum teh dan membaca buku. Namun sore itu aku tiba di Orange Resto, yang berlokasi di Jl Sancang, tak jauh dari pintu tol Jagorawi, tanpa mandi dan tanpa larangan untuk masuk restoran dan memesan sejumlah penganan.
“Orange Resto ini dirancang oleh anak Mesin, bukan Arsitek,” demikian canda bang Irfan Ferdiansyah, salah satu pemilik yang menemani sore itu. Memang sih, kelihatan sekali dari material industrial yang dominan di sini, gaya di sini agak terasa maskulin. Tidak seperti bangunan lainnya, area ini menumpuk container bekas sebagai bangunan-bangunan servis. Dari arah depan langsung tertangkap mata bentang portal container 40 feet, di atas container 20 feet yang difungsikan sebagai dapur minuman, dan berwarna oranye cerah mendominasi seperti langit senja.
Kenapa namanya Orange? Rasanya sih hal itu tak perlu ditanyakan dari penggemar warna yang sama sepertiku. Jelaslah, Orange is happiest colour, seperti tertulis pada banyak kursi-kursi yang bertebaran di sekitar (alasan kedua, karena yang mendesain anak Mesin, kemungkinan memang nggak filosofis). “Sudah coba Orange Marmalade? Itu minuman spesial di sini,” tawar bang Adel, panggilan akrabnya. Hmm, di sore yang agak panas begini, memang sari jeruk terasa segar di tenggorokan.
Menu asyik lagi untuk dimakan di sore hari adalah pisang goreng dan cilok. Hore, jajanan masa kecil yang ternyata kekinian ini pun tersedia di Orange. Buat yang sering bertanya apa itu cilok, adalah kepanjangan dari aci dicolok. Jadi, paling sah adalah memakannya dengan tusukan lidi, dan paling banter garpu, kemudian dicocolkan ke kuah kacang sebelum ditelan terutama sangat tidak disarankan menggunakan pisau atau sendok, karena kebarat-baratan. Sembari mencemal-cemil cilok goreng maupun rebus dalam wajan kecil ini, pisang goreng pun segera saja lenyap ke peraduan. Serius, kamu bisa mengobrol apa saja ketika tahu-tahu talenannya kosong.
Naah, ini ciri khasnya Orange. Hampir semua makanan disajikan di atas talenan.
Selain container, ciri industrial juga tampak pada bangunan stasiun Sancang. Area yang cocok untuk kencan ini (karena sebagian penataan bangkunya hanya sepasang tiap meja) terinspirasi dari peron stasiun dengan atap metal yang cukup tinggi. Di tengahnya terdapat lampu-lampu yang menerangi di sela partisi kayu rendah. Nuansa warna orange cukup kuat bertebaran, mulai dari kursi-kursi, warna tiang atau bangunan sekitar yang menjadi batas dari deretan panjang ini. Di ujungnya, toilet dan musholla melengkapi kenyamanan pengunjung yang suka berlama-lama.
“Kalau Sabtu Minggu, rata-rata yang datang ke sini keluarga. Dan mereka lebih nyaman di area belakang ini, karenanya dibuatkan bangunan dari joglo termasuk perabotannya yang bernuansa kayu, sehingga lebih akrab,” jelas pemilik restoran yang juga insinyur Mesin itu. Memang, selain dominasi container, di sisi belakang nuansanya lebih alami dengan dua joglo dan beberapa gazebo kuno yang sengaja dibangun ulang di sini. Kursinya pun tidak seragam modelnya sehingga suasana yang diciptakan terasa lebih akrab dan guyub.
Pelataran rumput yang cukup luas menjadi favorit anak-anak yang bermain di akhir pekan, dengan aneka permainan dari tempat duduk yang berupa bangku berpayung maupun gazebo kuno yang memudahkan orangtua untuk memantau anak-anaknya. Satu sudut khusus disediakan untuk live music yang biasanya berkumandang di akhir pekan. Tak hanya seru untuk anak-anak, aneka koleksi sepeda kuno dan vespa oranye menjadi titik favorit muda mudi untuk berfoto ria. Tempat parkir yang luas dan muat hingga 40 mobil cukup ramai di hari Sabtu dan Minggu.
Makanan khas di Orange Bogor memang agak bercitarasa sedikit unik. Kreasi Cakue hotdog dan Bakpao burger merupakan salah dua menu unggulan Orange. Cakue hotdog berukuran cukup besar dan agak merepotkan ketika akan dimakan, dengan saus mayonaise dan sosis ukuran bradwurst di dalam tangkupan cakue besar. Rasanya begitu kaya di mulut. Kulit cakue yang renyah dan tipis berbeda dengan roti pada umumya yang menemani hotdog.
Sementara itu Bakpao burger lebih sedikit bumbunya yang bertebaran, namun ternyata ukurannya pun cukup besar untuk mulutku yang kecil ini. Makan dengan garpu dan pisau menjadi pilihan yang menarik untuk menghabiskan sekerat demi kerat daging dan bakpao ke dalam perut (yang tadi hanya menelan cilok saja, ngakunya). Paling seru adalah si teteh waitress kenes yang ramah menerima pesanan macam-macam.
Menu lain yang bisa dicoba adalah nasi goreng, ayam bakar, dan ayam goreng kremes, dengan sambal khas tanah pasundan untuk lidah Indonesia yang terbiasa dengan nasi. Saat itu juga dihidangkan coffee of the day-nya, yaitu kopi Sidikalang. Cocok untuk mengobrol lebih lama dan larut serius menjelang malam.
Dan ketika teman-teman tiba berkumpul, senja pergi diam-diam di tengah keriuhan sapa kami di Orange Resto Bogor.
Ngemil di Rabu 10.08.2016, ditulis ditemani hujan pada 12.08.13.
Orange Resto Bogor
Jalan Sancang, RT.2/RW.2, Bogor Tengah, Babakan, Bogor,
Kota Bogor, Jawa Barat 16128
0852-0407-5767
Instagram : @orangerestobogor

Suka sama suasananya yang kontras. Penyajian makanannya pun menarik. 😀
Buat nyantai2 juga asyikk..
wahh seru nih tempatnyaaa, bisa naek angkot gak ke sini mba?
dari perempatan McD, bangbarung itu dekat koq. gak tahu angkotnya hehe.. Jangan lupa aku diajak doonggg..
Dari depan kebun raya/ istana naik 05, pas turun di depannya.. Kalo supir angkot gak tau, bilang aja turun di turunan jalan sancang..
Kontainernya pakai pondasi juga yah? Hihi.. Asik tempatnya.
pakai umpag aja sih biar gak ndeprok begitu ajaa..
Deket rumah akuuu… mampir donggss
yuk, kapan2 makan di situ bareng…
Orang ini warna kesukaanku. Mungkin karena sejak kecil akrab sama pak Pos (nungguin hadiah lomba majalah Bobo misalnya atau nunggu balasan surat sahabat pena muahaha), trus Belanda, negara Eropa yang bikin mupeng disebut Oranje juga.
Cakepnyaaa resto ini. Jadi ada ide kalo2 punya restoran juga nanti 😀
ayo kalo ke Bogor kuajak ke siniii..
Asyik mauuu, sambil ngemil roti unyil hahaha 😀
roti unyil depan kantorku juga adaaa…
Aaaaak *noted
lucuuu kak,
btw kalo soal senja waktu kecil yang kuingat adalah panggilan orang tua tanda waktu bermain bola sudah habi. hiks
kalau senja jam setengah enam itu pulang main waktunya nonton kartun..
Konsep dan desain cafenya unik banget, jadi penasaran kayaknya cocok buat selfie,, hehee
hayo selfi, selfieee..
Talenan kayu kalau sudah lama suka kelihatan kotor, gimana tuh?