rumah dunia, serang : pelabuhan mimpi pejalan

Kenapa tak pernah kau tambatkan perahumu di satu dermaga? Padahal kulihat, bukan hanya satu pelabuhan tenang yang mau menerima kehadiran kapalmu! Kalau dulu memang pernah ada satu pelabuhan kecil, yang kemudian harus kau lupakan, mengapa tak kau cari pelabuhan lain, yang akan memberikan rasa damai yang lebih? Seandainya kau mau, buka tirai di sanubarimu, dan… Read More rumah dunia, serang : pelabuhan mimpi pejalan

filosofi kopi : review film dari bukan penggemar kopi

Peminum kopi itu pemikir, peminum teh itu romantis. Kata-kata itu pernah kusampaikan pada seorang teman bertahun-tahun yang lalu, dalam satu perdebatan minuman pagi, kemudian dikutip dalam novel yang ditulisnya. Buatku yang tidak kuat minum kopi, kalimat itu untuk menjustifikasikan diriku yang romantis. Padahal sesungguhnya, suka membaca buku puisi ditemani segelas teh sambil memandang hujan itu… Read More filosofi kopi : review film dari bukan penggemar kopi

terres des hommes : melihat dunia dari udara Antoine de Saint-Exupéry

Setiap perjalananku bermula, sejak lepas landas aku memasrahkan diriku pada langit. Pada birunya atmosfer dan awan-awan yang berarak. Aku paling suka duduk di tepi jendela, memandang keluar, memperhatikan bangunan di bawah sana yang perlahan mengecil, memandang arus sungai yang berkelok, danau-danau yang tampak seperti pecahan genangan, pepohonan seperti gerumbulan hijau, gunung-gunung yang dikitari awan tipis,… Read More terres des hommes : melihat dunia dari udara Antoine de Saint-Exupéry

belajar dari sarongge, belajar untuk indonesia

Menunggu kadang-kadang menjadi satu-satunya pilihan. Berkebun adalah menunggu. Setelah biji ditebar, atau bibit ditanam, tak banyak yang bisa kita lakukan. Kecuali merawat, memupuknya. Tak ada yang bisa mempercepat tumbuhnya biji sawi, atau puspa yang kau tanam di ujung kebun kita itu. Semua punya waktunya sendiri-sendiri. [h.273] Satu setengah tahun yang lalu, aku melihat buku ini… Read More belajar dari sarongge, belajar untuk indonesia

belitong : cinta dalam gelas kopi andrea hirata

Lelaki (30), bujangan, yang minum kopi sambil tersenyum simpul–bujang lapuk karena sengaja. Lelaki (30), yang minum kopi dengan waswas–bujang lapuk karena tak laku-laku. Mereka yang minum dan uangnya bisa berubah menjadi daun–hantu. Mereka yang minum kopi sambil marah-marah–rokoknya terbalik. Mereka yang minum kopi sambil menyingsingkan lengan baju–baru membeli arloji. ~Andrea Hirata : Cinta di Dalam… Read More belitong : cinta dalam gelas kopi andrea hirata