perkara hujan dan bromo

Perkara hujan selalu membuat waktu berjalan lambat. Gara-gara air yang tidak henti turun sejak di Sidoarjo, kami yang rencananya tiba di Bromo sore hari, jadinya sudah lewat matahari. Sengaja ambil tol arah Malang keluar di Purwodadi, sesuai plang yang mengarahkan demikian. Sempat was-was akan hujan yang terus mengguyur, pucuk-pucuk kanopi pohon yang menaungi, sampai bagaimana… Read More perkara hujan dan bromo

1O1 suryakancana bogor : latar gede-pangrango

Suatu hari ketika aku rindu bangun di kota yang lain, menikmati jendela yang berbeda, menghirup udara pagi yang lebih sejuk, mengamati ruang kota yang dinamis, menghamparkan pegunungan dalam jarak, tanpa menjadi terlalu penat. Kesibukan sehari-hari ke arah utara, menelan derap langkah kaki di stasiun dan pergerakan cepat membuatku ingin melambat sejenak. Slow down, you need… Read More 1O1 suryakancana bogor : latar gede-pangrango

desa tradisional senaru, kunjungan pasca rinjani

A village is a hive for a glass, where nothing unobserved can pass. – Charles Spurgeon Aku melihat gerbang desa ini tengah malam ketika kami turun dari gunung Rinjani di desa Senaru. Keesokan paginya ketika kami sudah beristirahat semalam, aku meluangkan waktu untuk mengunjungi desa yang berada di tengah permukiman biasa, namun dipisahkan oleh gerbang.… Read More desa tradisional senaru, kunjungan pasca rinjani

renjana rinjani : jalan mengenali diri

Aku tidak pernah sampai puncak. Jam delapan tiga puluh pagi itu, ketika matahari mulai bangun dari balik punggungan puncak, ketika langit memantul di Danau Segara Anak di bawah, ketika tiupan menghantam tubuhku yang terseok-seok di jalur berpasir, aku menyerah. “Mas Sopyan, sampai sini saja,” ucapku gemetar sambil menahan tangis dan dingin. Satu jalur pendakian di… Read More renjana rinjani : jalan mengenali diri