Senangnya membaca email dari Grand Zuri Hotel BSD yang mengundangku menginap barang semalam. Bukan apa-apa, buatku yang tinggal di Depok yang kecil dan padat ini, pergi ke Bumi Serpong Damai alias BSD, walaupun harus melintasi 2 propinsi dan tiga kotamadya, selalu terasa bagaikan liburan. Area pemukiman yang direncanakan dengan cermat pada tahun 1986 ini makin berkembang pesat diikuti juga dengan area bisnisnya. Namun perencanaan di distrik BSD ini seperti sudah dipikirkan matang sejak tiga puluh tahun silam dengan jaringan infrastruktur jalan yang cukup besar dan tertata rapi. Makanya, kalau ada acara ke arah BSD dan sekitarnya sini, aku selalu senang, karena mata sedikit dimanjakan dengan keteraturan.
Sejak keluar tol hingga tiba di Grand Zuri Hotel BSD, jalan raya yang dilewati cukup lega, selalu menggodaku untuk bersepeda atau main sepatu roda meluncur di atasnya. Sekeluarnya dari pintu tol Alam Sutra, mobil membawa kami hingga Jalan Raya Serpong yang ramai lancar, terus hingga memasuki area BSD city. Melewati bundaran ITC BSD yang selalu ramai, terus ke arah Serpong hingga melewati mal Teraskota. Nah, Grand Zuri terletak tak jauh dari mal ini. Pas banget kalau mau jalan-jalan di BSD, karena lokasinya cukup strategis. Menurut Mbak Dhini, yang mengawal kami, lokasinya tak jauh dari Taman Tekno yang merupakan pusat bisnis industri BSD, sehingga okupansi hotelnya sering didapat dari aktivitas bisnis di situ. Hotel dengan arsitektur bergaya mediterania ini juga hanya berjarak sekitar 15 menit dari stasiun Rawabuntu, untuk naik kereta tujuan Jakarta.
LOBBY AND ATRIUM
Tiba di lobby hotelnya, kami, tim blogger yang semobil dari Jakarta bertemu kak Wira dan kak Bolang yang sudah terlebih dulu sampai, karena mereka memang tinggal di kota yang sama dengan hotelnya. Sebagai hotel berbintang 4, GZ memiliki lobby yang cukup luas, dengan dua sitting group dilengkapi sofa-sofa empuk. Karena bulan Ramadhan, hiasan bedug yang cukup besar menghiasi tengahnya. Tone interior di ruang lobby ini sangat anggun, dengan lantai marmer mengkilat, dan dinding mozaik kayu pembatas ke area restoran. Bagian resepsionisnya sendiri berisi dua orang yang cantik dan tampan, dilengkapi backdrop kayu yang meninggi hingga lantai dua. Ya, baian lobby ini merupakan atrium yang menerus hingga lantai dua, sehingga langit-langitnya terasa tinggi dan lega.




BALLROOM
Sebagai hotel berbintang empat, syarat fasilitas meeting room adalah mutlak. GZ memiliki 7 meeting room yang salah satunya seukuran ballroom yang dipergunakan untuk acara kami sore itu, berbuka puasa bersama anak yatim. Puluhan anak-anak dari Panti Asuhan Al Ikhwaniyah diundang utnuk berbagi keceriaan Ramadhan. Sesudah tausiyah dari ustadz, mereka menghibur dengan marawis yang ditampilkan secara kompak. Ballroom ini kira-kira bisa menampung 300-400 orang dalam satu acara standing party.
Tepat di depan ballroom terdapat prefunction room yang dipergunakan oleh kami untuk makan ketika buka bersama. Kalau biasanya, prefunction ini digunakan untuk ngopi-ngopi atau ngeteh-ngeteh cantik selama meeeting, kali ini makan rame-rame. Cara menyajikannya pun asyik, sangat khas Banten, karena aku sudah pernah beberapa kali dijamu dengan cara seperti ini di Banten. Ternyata GZ yang terletak di Banten namun hampir berbatasan dengan Jakarta, masih mengadaptasi nilai-nilai lokalnya. Kalau di Serang, cara makan seperti ini namanya Gonjlengan alias Bancakan. Kebetulan aku makan berhadap-hadapan dengan Ochoy, jadi nggak ada tantangan yang berarti. Semua lauk bisa dicicip tuntas.



OUR SUPERIOR ROOM
Berhubung sesudah makan kami mesti dandan-dandan ala-ala karena mau ke mal, maka Mbak Dhini membagikan kunci kamar untuk meletakkan tas-tas ransel kami yang bergelimpangan. Tapi nggak ada satupun dari kami yang bawa koper, termasuk si Meidy yang datang belakangan, sehingga niatku untuk bergaya-gaya dengan koper pun kandas. Dikintilin oleh Satya yang kepengen banget sekamar denganku (ada apa, ya?) kami berdua sempat kebingungan mencari-cari kamar 305 di lorong kiri dan kanan, tanpa sadar bahwa kamar kami tepat berhadapan dengan lobby lift. Duh!
Stop! Jangan buru-buru tiduran!
Dasar blogger, tentu saja kamar nggak boleh diapa-apakan sebelum difoto. Kamar kami memiliki dua tempat tidur single dengan warna kayu natural, dilengkapi dengan televisi layar datar dengan kanal internasional. Di atas tempat tidur terdapat lukisan ala Hanafi (aku tidak memperhatikan tanda tangan siapa di ujung sana) untuk memperhangat suasana. Setelah mencari-cari cara menggunakan AC, dan setting cahaya yang pas, kami sempat tiduran dulu sebelum akhirnya bergabung dengan yang lain untuk mall hopping.


-
jeda : MALL HOPPING
Aku selalu bingung kalau ditanya ke BSD itu berwisata apa? Nah, aku selalu jawab, jalan-jalan ke mal, dong. Wisata belanja! Dan yang paling aku ingat dari mal-mal di daerah Serpong sini adalah malnya gede-gede banget terutama di koridor-koridor dan tinggi langit-langitnya. Di sebelah GZ BSD saja terdapat Teraskota yang cukup banyak tempat makan dan melihat-lihat. Sebenarnya aku sudah pernah sekali masuk Teraskota, cuma lupa di situ isinya apa saja. Yang jelas, jaringan bioskop Blitz Megaplex ada di sini.
Nah, tak jauh dari GZ ke arah barat, ada mal baru yang kebanyakan tempat makan-makan dengan konsep terbuka bernama the Breeze. Sebenarnya aku pikir kami akan mampir tempat ini, tapi ternyata bablas ke mal selanjutnya. Kapan-kapan mungkin mencoba nongkrong di tempat yang berarti ‘semilir’ ini untuk membuktikan arti katanya. (Hah, tapi kapan? Aku kan nggak suka nge-mal).
Jadi kami semua menuju AEON Mall! Tempat yang sedang nge-hits di kalangan pencandu mal ini rupanya tidak terlalu ramai di malam hari kerja seperti ini. Aku sih sudah pernah ke sini beberapa minggu sebelumnya, sehingga cukup tahu tempat-tempat yang ramai di sini. Sesudah bengong agak lama di depan sushi-sushi-an (kenapa nggak beli takoyaki aja ya?) kami berputar-putar dan akhirnya terdampar di depan air mancur menari di salah satu sudut mal. Seperti anak-anak kecil, aku dan Satya malah asyik bermain air yang muncrat-muncrat dari lantai mengikuti irama musik. Sepertinya pertunjukan air ini berlangsung setiap jam. Karena foto ada di kamera Satya, maka adegan-adegan menari ini nggak muncul secara memalukan di sini.
Oh, iya. Mal di sekitar BSD nggak cuma tiga itu, tapi banyak. Di Alam Sutra ada Living World yang rame, juga ada Mal Alam Sutera. Di sisi sebelah barat ada Summarecon Mall Serpong yang berkonsep atrium terbuka, juga dengan koridor-koridor besar. Di dekatnya ada sentra elektronik bertajuk Summarecon Digital Centre, jika intin mencari gadget terbaru. Untuk grosiran ibu-iibu, tentu bisa mampir ITC BSD. Jangan lupa, buat mencari furnitur pengisi perabot rumah ke IKEA yang tak jauh dari pintu tol.
Ups, koq aku tahu-tahu menjadi ahli mal ya? Padahal cuma ‘pernah’ aja ke situ.


ZURI LOUNGE
Pulang nge-mal, kami disambut oleh acara yang tak kalah seru, makan! Rupanya mbak Dhini tahu sekali kekhawatiran aku akan kebutuhan late dinner sesudah buka puasa secara beramai-ramai tadi. Bertempat di Zuri Lounge, tempat berleha-leha sejenak untuk minum-minum ringan, mengobrol, ataupun bercengkrama yang terletak di lantai dua, kami dijamu oleh masakan Chef Roby Mardeta yang luar biasa enaknya. Siapa bisa ingkar dari piring berisi sop buntut bakar, ayam sambal mangga, rawon dan telur asinnya yang memanggil-manggil untuk dipindahkan ke dalam perut? Rasa ayam sambal mangganya begitu mantap dan segar dipadu dengan sop buntut yang manis lalu dengan pahit-pahit sedikit rawon, plus telor asin yang menceplus di lidah. Benar-benar mengobati laparnya perut perempuan kecil penyuka warna jingga yang suka makan ini.



Zuri Lounge sendiri dilengkapi dengan bar yang menyediakan aneka cocktail untuk dinikmati sembari mengobrol. Malam itu aku memesan smoothies strawberry leci yang segar sambil menikmati permainan piano di depan. Agak menggoda sih pianonya untuk dimainkan, tapi karena satu-satunya lagu yang bisa kumainkan cuma Love Story-nya Andy William, jadi aku merelakan Velyz memainkan jari-jari lentiknya di atas tuts ebony dan ivory dengan lagu-lagu klasik populer.


SAHUR DI GRAND ZURI
Sayangnya, karena aku sedang tidak berpuasa, jadi aku tidak bisa ikut makan sahur di restoran bawah. Tapi aku tetap bangun untuk melihat-lihat suasana sahur di sini. Setelah merawat Satya yang agak kurang enak badan malam itu, aku turun dan bergabung dengan teman-teman yang rupanya sudah hampir selesai makan sahurnya. Sudahlah, toh masih kenyang. Jadinya aku cuma cemal cemil sedikit makanan di piring. Kata mbak Dhini nanti saja pas sarapan, makanannya lebih banyak. Iyes, soalnya masih kenyang, sih!


WELLNESS CENTRE
Usai mengontrol kondisi Satya, aku tertidur dengan harapan bisa terbangun jam enam dan bisa berenang tanpa ketemu yang lain. Eh, iya, memang sukanya berenang sendiri. Tapi ternyata aku baru bangun jam 7 lalu langsung menuju tepi kolam dan mencoba. Brr, sembari menunggu agak hangat, aku menengok gymnasium yang dilengkapi alat-alat fitness. Ruang gym ini menghadap langsung ke kolam renang dengan jendela besar-besar sehingga memberikan pandangan yang luas. Lantai kayu supaya tidak licin oleh keringat yang berjatuhan. Aku juga mengintip ruang ganti dan sauna yang dibatasi kaca. Seluruh ruang ganti ini di-finishing dengan granit hitam dengan pintu-pintu kaca sandblast. Di depan fasilitas ini, terdapat konter peminjaman handuk untuk sesudah berolahraga.
Karena sudah cukup lama juga tidak berenang, ternyata aku hanya sanggup berenang lima kali bolak balik di kolam sedalam 120 cm itu. Asyik juga di atas sini, bisa memandang gedung-gedung di sekitar, bahkan teras kota juga kelihatan. Untuk keamanan, di sisi yang ke arah luar dipasang akrilik tebal supaya air tidak menciprat ke mana-mana.






CERENTI RESTAURANT
Aku turun untuk sarapan sendiri. Untunglah tidak ketahuan kalau makanku cukup banyak. Sepertinya masakan di sini hasil supervisi Chef Roby karena enak semua. Ruang makan ini sangat hangat, nuansa kayu di mana-mana memberi perasaan nyaman dan tidak asing berada di sini. Jendela-jendela besar memberikan pencahayaan alami sehingga tidak perlu lagi lampu dinyalakan. Aneka lauk, sayur, buah, salad, bubur, pancake, tersaji rapi di meja panjang. Tak ketinggalan roti-roti kecil untuk camilan penutup.
Nah kejutannya, ternyata ada workshop ketrampilan memasak omelet! Nggak gampang seperti telur dadar biasa, ada trik-triknya yang harus dilakukan supaya menghasilkan omelet yang sempurna. Sebenarnya aku mau ikut coba bikin omelet, tapi karena trauma pada api, dan sepertinya bakal ada minyak meletup-letup, jadi mendingan aku menonton saja, deh (bukan, kalau masak sop dan yang direbus-rebus sih bisa). Untuk menebusnya, aku ikut lomba menebak bumbu kering. Kupikir bakal tebak bumbu macam jahe, kencur, dalam bentuk aslinya. Ternyata, sesudah ditutup matanya, yang harus diraba adalah bumbu halus! Okey, aku nggak tahu kalau ketumbar itu bumbu tom yum, tapi bahwa itu bumbu dendeng gepuk sih tahu.











OTHER ROOM
GZ BSD memiliki beberapa pilihan kamar yang disesuaikan dengan kebutuhan. Ada 115 kamar superior seperti yang kami tinggali, 2 deluxe, kamar Junior Suites sebanyak 8 kamar dengan fasilitas ruang duduk, dan televisi layar datar di bagian penyekatnya. Uniknya televisi ini bisa diputar apakah menghadap ruang duduk atau ke tempat tidur. Sementara di Junior Suites yang berukuran lebih besar, selain fasilitas tadi juga ada mini pantry dan ruang makan untuk empat orang. Kamar mandi yang berlapis granit hitam pun lebih lebar, ditambah dengan bathub di dalamya. Tapi kamar yang menjadi favoritku tentu kamar President Suite yang langsung memiliki akses langsung ke kolam renang, bisa duduk-duduk di teras sambil melihat pemandangan. Sayangnya, kami tidak bisa melihatnya.






Keramahan staf-staf Grand Zuri BSD memberi kenangann manis sebelum pulang. Apalagi kami semua mendapat buah tangan berupa kue-kue lebaran dalam goodie bag yang cantik, untuk oleh-oleh mama di rumah. Plus hadiah ekstra berupa payung karena ikutan lomba tebak bumbu tadi. Kalau liburan lagi di BSD dan ingin wisata belanja, bisa dicoba menginap di GZ BSD ini. Tapi, semoga tidak kapok mengundang blogger lagi dalam edisi jalan-jalan ke Ocean Park, yang hanya selemparan batu dari sini.
- foto oleh wiranurmansyah
Grand Zuri BSD Hotel #ad
Jl.Pahlawan Seribu Kavling Ocean Park
Blok CBD Lot. 6 BSD City, Banten – Indonesia
Telp : 021 – 2940 4966
www.grandzuri.com/bsdcity
cerita-cerita lain :
Katerina : Grand Zuri BSD, Hotel Bintang Empat di Jantung Kota BSD
Wiranurmansyah : Buka puasa bareng anak yatim dan blogger di Grand Zuri BSD City
Arie Goiq : [Review Hotel] Bukber Dan Menginap di Grand Zuri Hotel BSD City
Putri Normalita : Berbuka puasa bersam Anak Yatim dan keluarga besar Grand Zuri BSD
Cumi Lebay : Bancaan bareng Anak Yatim di Grand Zuri BSD
Sutiknyo : Berbuka bareng anak yatim Grand Zuri BSD
Rintadita : Buka Puasa Bersama dan Familiarization Trip di Grand Zuri BSD
Meidiana Kusuma : Staycation di Grand Zuri, BSD City
Satya Winnie : Hangatnya Berbuka Bersama di Grand Zuri BSD
Velyzia Zhang : Sharing with Orphans at Grand Zuri BSD
Fotonya kece2 bgt sih mbaaaa. Btw makasih udah di-backlink :*
foto2 kamu juga kece koq cyn…
asiiik.. foto aku banyak di sini #ehh #salahfokus
iih, kamu geer. banyakan ochoy lagiii…
yahhh aku lupa motret depannya hahaha
Ayo, balik lagi moto. sekalian ke ocean park.. 😉
Hotel Grand Zuri memang keren, saya pernah nginap di Grand Zuri Malioboro Jogja.
Bru tau kalau syarat bintang 4 itu harus ada meeting room, selain syarat itu apalagi mba’?
swimming pool, juga jenis2 kamar mesti sampai Suite. ukuran kamarnya juga lebih besar.
Reviewnya arsitek abis deh kak, xixixixi
thank you for the back link *kecup*
Ah, iya. Suka masang backlink biar rame, hihihiii.
[…] https://tindaktandukarsitek.com/2015/07/14/liburan-rasa-ramadan-di-grand-zuri-bsd/ http://www.satyawinnie.com/2015/07/hangatnya-berbuka-bersama-di-grand-zuri.html?m=1 […]
Mbak Indri, caramu menyajikan cerita sangat detail dan lengkap. Aku suka bacanya. Terus terang, aku mau belajar dari blog ini.
Mengenai wisata BSD, ya aku setuju. Kota Mandiri ini menawarkan wisata belanja yg oke. Wisata kulinernya jg yahud. Banyak tempat makan kece secara tempat maupun rasa yg bisa didatangi.
Selamat mbak, postinganmu ini sukses bikin temanku tuk main ke BSD. Blogmu aku link ke dia.
uwuwuw mbak Kat, aku pun masih belajar. 😘
emang, kalau ke BSD rasanya selalu main, habis nggak sumpek kayak di kota asal (yang beda 3 kodya, 3 propinsi itu).
ayo dong, bikin postingan tentang wiskul BSD, flavor bliss banyak tuh 😋
Wah, bagaimana cara dan ceritanya nih bisa dapet undangan menginap di sini, saya yang wara wiri lewat bsd kok nda diundang ya? Heheheh
Hehe, ya alhamdulillah ada yang mengundang untuk menulis, kak.
Sambil liburan ini.. 🙂
keren keren mba fotonya 🙂 ada tempat olehraga nya juga hehe
taqobalallohu minna waminkum ….
pengen buntut bakarnyaaaa
mari yuk langsung ke dapurnya lagiiii…
kangen cheefnyaaaaa
pasti kangen dimasakin daahh…
Wah, seru juga artikel ini…. bagi saya sebagai seorang arsitek, yg saya lihat adalah tampilan foto interior ruang dan penataan layout interior ruang yang ditampilkan pada artikel ini, seperti pada ruang lobby, kamar, dan ruang-ruang lainnya. Sungguh menginspirasi saya dan ada beberapa ide design yang muncul setelah melihat foto-foto tersebut…he…he…he…
Terima kasih atas tampilan fotonya ya….
Ditunggu artikelnya yang lain.
Jayatri Oan
(arsitek)
lebih menarik survey visit langsung lho, mas. hehehe.
terima kasih komennya.
Suka banget dengan konsep mba yg diri ambil foto 🙂
Rawon oh rawon begitu menggoda, btw itu satya beneran naik kursi macam itu ??? OMG hua hua
KOK ASYIK?!
Iri bangeeeet, Kak! Deket rumahku lagi….
Pengen makan di atas daun pisang gitu, deh. Huhuhu… Terus pengen berenang di kolam Grand Zuri :”)
Yuk, ikutan! -> GIVEAWAY: Hemat Ongkos dengan Uber http://wp.me/p39Fhn-ps #senjamoktika
ngapain nginep deket rumah?? ayo sini ditraktir nasi pecel di daun pisang, hihi
hahahaha gapapa..biar nyobain rasa nyaman yg berbeda ajaa 😛 yuk makan pecel di atas daun pisang!
Di daerah Gunung Sindur (itu tidak terlalu jauh dari BSD ya kayaknya :haha) ada situs batu yang namanya Watu Tapak, dan membuat saya kepengin banget ke sana kalau kebetulan menginap di BSD. Mungkin bisa jadi alternatif wisata belanja (terutama untuk orang seperti saya yang kalau ke mal cuma menonton orang belanja alih-alih belanja :haha).
Kegiatan yang lengkap, dan disajikan secara lengkap pula di sini :)). Banyak yang dilakukan dan semua agaknya seru banget. Hotel yang hebat ya, megah dan pelayanannya tampak sangat maksimal. Dan oh, kalian semua tampak sangat bahagia, berarti hotel ini memang sangat nyaman dan berkesan :hehe :)).
sama, saya kalau ke mall juga nonton orang belanja :)))
Heee, iya kamu penggemar batu situs yaaaa.
Ah toss dulu Mbak, kita sama :looh? :haha.
Hihi, saya juga suka penasaran dengan makam, di sekitar Bogor katanya ada Astana van Moutman, kadang kepengin ke sana deh kalau ada waktu :hehe.
Lagi cari rute ke GZ BSD ini, eh… terdampar di blog ini. Alhamdulillah, jadi tau harus naik apa utk sampai di hotel ini. Foto-fotonya bagus banget mbak. Jadi berasa udah ada di hotel itu. Thanks for sharing ya mbak, salam kenal ^___^
halo, salam kenal juga.
makasih ya sudah sampai di blog ini.. semoga liburannya menyenangkan.. 🙂
Thank you for sharing your nice experience with us..