malang kota liburan

Aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan.”

Sapardi Djoko Damono

Siapa yang tidak jatuh cinta ada kota ini? Udaranya yang sejuk dengan pepohonan besar sepanjang jalan, alun-alun besarnya dengan aneka pertokoan membuat ini selalu jadi tujuanku liburan ketika masa kecil tinggal di Blitar. Mungkin tidak hanya Blitar, tapi kota-kota kecil di sekitarnya pun liburannya ke Malang. Cus, turun dari Bromo bablas hingga ujung tol transjawa yang keluar di pintu tol Kota Malang, kemudian mencari jalan untuk mencari kudapan sore.

BAKSO PRESIDEN

Ketika pertama tiba, langsung saja kuliner yang kami jujug adalah Bakso Presiden di l. Batanghari No.5 dengan lokasinya yang amat terkenal karena terletak tepat di tepi rel kereta api. Dan rel ini masih aktif lho! Makanya ketika kami parkir di seberang jalan, kudu menyeberangi rel untuk sampai di restoran baksonya. Mana enak pula, jadi kami nambah terus. Baksonya ada dua macam, yang akso bakar dan bakso malang yang berkuah lengkap dengan pangsitnya (ya di sini dibilang bakwan). Lebih baik dicoba keduanya daripada penasaran.

Jika kereta sudah membunyikan semboyan 35, jangan coba-coba untuk menyeberang jika tidak ingin mati konyol di sini. Nggak lucu kalau muncul di Radar dengan cerita makan bakso tapi terserempet kereta. Tapi buatku yang hobi meniti rel, memang harus hati-hati saja jalannya.

STASIUN MALANG

Malang kota lama terletak dekat Stasiun, tempat bersilang ganti perjalanan dari masa ke masa. Rel yang menghampar sejak tahun 1896 sebagai angkutan tebu, kopi, dan tembakau, sekarang sudah menjadi simpul penghubung hingga ke ibukora. Tetapi tetap menarik tiba di stasiun lama dengan segala aktivitasnya, warung, ruang tunggu klasik, becak, perjalanan, pada bangunan art deco yang tegak lurus ke arah Kota lama. Stasiun lama ini menghadap patung singa, kebanggaan Arema – Arek Malang. Walaupun ada stasiun baru di arah timur, tetapi bangunan klasik ini lebih menarik perhatian.

TUGU MALANG & KOTA LAMA

Tegak lurus hanya berjalan kaki hingga tugu kota Malang, di mana nama jalan di sini ditulis dalam plang dua bahasa. Bunderan yang dinamakan Jan Pieterzoen Coen Plein ini sangat nyaman untuk berjalan kaki, dipenuhi oleh aneka bunga yang didominasi bakung dan nusa indah. Yang paing menonjol tentu saja kolam teratainya yang sangat besar dan menjadi latar yang menakjubkan dan magis. Meskipun sudah pernah kukunjungi di tahun 2015, tetap saja menyenangkan untuk kembali lagi. Pusat pemerintahan, Balaikota Malang, DPRD, Skodam V, SMA 1 Malang, dan Hotel Tugu yang klasik seperti menemukan rasa jalan-jalan di Eropa. Apalagi plang nama-nama jalannya juga ditulis dalam dua bahasa. Tak heran banyak turis Eropa yang memilih untuk tetirah di kota Malang ini mungkin juga mengingatkan pada masa dahulu. Tetapi titik nol kota Malang bukan di sini, melainkan di titik yang sekarang jadi alun-alun kota Malang di Jalan Merdeka.

Di sekitarnya melintasi Jalan Ijen yang cantik dengan bangunan-bangunan masa Belanda yang terpelihara dengan baik, termasuk satu katedral tinggi dengan atap runcing, bangunan khas pada masa itu. Kota yang didesain oleh Thomas Karsten pada tahun 1930-35 ini, masih menampilkan jalur gridnya yang memudahkan untuk orientasi arah.

TOKO OEN

Kuliner jadul yang bisa dicoba di Malang (walau tidak satu-satunya), adalah Es Krim di Toko Oen di dekat alun-alun. Bersebelahan dengan Gramedia Malang (oh, how I miss this place tempat mainku waktu kecil) dan Kantor Telkom (tentu saja ini tempat ayah selalu nunut parkir mobil), dengan suasana yang tetap jadul, es krim dengan rasa otentik dan pas sekali dinikmati pada jam 11 siang.

Memasuki tokonya, rasanya memang nggak ada perubahan selain tetap pada nuansa jadul sekali. Rak-rak lawas dengan makananklasik, kursi lengkung rotan, juga jendela kaca patri warna-warni. Bahkan pembayarannya pun masih dengan cash manual dengan bon tulis tangan. Entah sampai kapan bakal seperti ini, mengingat toko sejenis di kota Semarang pun sudah berbenah ke arah modern. Selain triple choco yang lezat, peach melba juga menjadi pilihan kami untuk lidah di siang hari ini.

RAWON NGULING

Tidak jauh dari situ, kami menuju Rawon Nguling yang berada di jalan Jl. Zainul Arifin No.62. Gak ada referensi tempat ini, hanya sekadar menemukan di google map saja, Dan ketika tiba di sana, rupanya tempat ini cukup terkenal, ya! Deretan foto-foto artis dipajang di dinding beserta tanda tangannya. Restorannya tidak terlalu besar, tetapi sepertinya ada ruang-ruang dalam tempat pejabat kalau mampir ke sini. Kami mencoba rawon buntut dan rawon daging yang emang rasanya pas sekali kluwek dan gurihnya. Rasanya happy banget keluar dari situ.

Mungkin kami hanya satu setengah hari di sini, dan memang belum banyak lagi yang belum dieksplor. Sebagai tempat yang menjadi titik awal banyak destinasi wisata Jawa Timur, kota ini pasti akan dikunjungi kembali, apalagi mudah naik kendaraan pribadi sampai ujung tol, naik kereta, naik pesawat, naik bus transjawa apalagi.

Kalau tulisan ini bikin kamu kangen dengan kota Malang, sebenarnya sekarang mudah sekali dijangkau dengan bus. Install DAMRI Apps di ponsel kamu, dan pilih tujuan Malang dari Jakarta. Pemberangkatan setiap hari via tol Trans Jawa dari Terminal Kemayoran jam 17.30 sore dengan kursi yang nyaman tinggal tidur sampai di Arjosari Malang keesokan harinya. Mana harganya terjangkau pula, bisa lanjut ke Bromo juga, bisa juga hanya keliling-keliling sekitar kota Malang seperti keluarga kami tadi.

Ditunggu datang lagi ke Malang, kami lanjut ke kota berikutnya!

Depok, 25 Maret 2023. Perjalanan Januari 2022 Family road trip.

(terus ikuti perjalanan selanjutnya di Blitar hingga Yogyakarta)

Masih di road trip ini :

Perkara Hujan dan Bromo

Makanan Favoritku di Surabaya

Harris Gubeng Surabaya Project

Surabaya, Madura, dan Kenangan masa Remaja

de Tjolomadoe, manisnya sejarah gula

Melanglang Wangi Rumah Atsiri

4 thoughts on “malang kota liburan

  1. Halo Mba Indriii, terima kasih sharing perjalanannya ke Malang! Seru sekali rasanya jadi ingin ke sana juga, aku blm pernah ke Jawa Timur lho huhu mengsedih. Kayaknya kotanya melankolis banget ya, suka banget kota-kota yang vibenya kayak gitu. Jadi kepengen install apps-nya juga nih mba hihi. Lanjut baca-baca yang lainnya. Ayo lanjutkan mba share perjalanannya! 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.