liburan keluarga di yogyakarta : cerita dari arah timur

Ketika memutuskan untuk menginap di Yogyakarta bagian timur, kepingin ke obyek wisata yang sering kulewati tapi belum pernah didatangi, yaitu Candi Prambanan! Kalau perjalanan dari Yogya ke Solo pasti lewat kompleks candi ini, namun hanya melihat kemegahannya dari luar saja. Tahun 2018, aku sempat ikut Jogja Marathon 10 K keliling desa-desa Prambanan, yang ternyata menyenangkan dan menarik sekali. Sepanjang lari disambut oleh penduduk desa yang menyemangati perjalanan, juga hiburan gamelan di titik-titik tertentu.

Juga ketika tahun 2019 aku ke Prambanan lagi tetapi hanya ke kantor pengelolanya saja untuk penjajakan kerjasama urusan kantor, tidak juga aku mampir ke kompleks candi ini, hanya melewati bagian luarnya saja.

SOTO KADIPIRO III

Memang banyak makanan enak menuju Prambanan, tapi yang kami pilih di pagi yang cerah itu adalah soto ayam di tepi jalan raya Prambanan. Dulu pernah mencoba soto ini ketika pulang Jogja Maraton, sekarang jadi kepingin balik lagi. Kuahnya yang segar, ayam kampung yang gurih, ditambah sate-satean telur puyuh, paru, baceman, bahkan tambahan ayam goreng dengan bumbu kelapa yang enak banget.

PRAMBANAN

Lokasi ini sangat mudah ditemukan di tepi jalan Solo Yogya, dan jalan parkirnya pun mudah. Dengan tiket seharga Rp. 50.000 per orang terusan, untuk tiket domestic kami masuk dan menikmati pelataran candi. Beberapa reruntuhan dari gempa Jogja beberapa waktu sebelumnya terhampar ada jalan masuk menuju area pelataran utama. Langit masih panas dan terik di seputaran candi, sehingga banyak turis yang menggunakan payung. Agak mengganggu pemandangan ketika mengambil gambar sih payung-payung itu.

Sebenarnya terdapat banyak candi di pelataran Prambanan ini, tapi yang bagian luar banyak yang runtuh oleh beberapa kali gempa. Di pelataran teratas terdapat candi utama dengan tiga pendampingnya, yaitu, Candi Wisnu di utara, Candi Brahma di selatan dan candi Syiwa yang terbesar di paling tengah. Juga candi yang melambangkan kendara masing-masing dewa itu di tengah yaitu Candi Garuda, Candi Nandi dan Candi Angsa. Ingatkah kamu dewa mana dengan wahana apa?

Kisah Prambanan ini juga mahsyur dengan legenda Loro Jonggrang, Putri raja Boko yang hendak diperistri oleh Bandung Bondowoso, yang berjanji untuk membangunkan 1000 candi dalam semalam. Sayangnya, sang putri yang menolak menikah bersiasat dengan menyalakan api untuk membangunkan ayam jantan yang berkokok sehingga para lelembut yang membantu Bandung Bondowoso mengira hari tlah pagi dan pekerjaan tak terselesaikan.

Relief yang terpasang di keliling candi bagus-bagus dan indah. Kami mengamati Candi Wisnu bercerita tentang hewan-hewan seperti kucing, rusa, macan, kera yang tergambar dengan apik dan rapi. Tak menyangka kalau ini hanya didirikan dalam semalam seperti ceritanya.

Keluar dari are candi, malah bisa ditemui kebun binatang mini dengan beberapa hewan-hewan yang berkeliaran di kandang. Kalau bawa anak kecil, pasti suka mampir ke sini. Kami pun kembali ke parkiran dan menuju bukit di sebelah selatan Prambanan.

CANDI RATU BOKO

Kompleks candi ini berada di sebelah selatan Prambanan, dan berada di atas bukit yang lebih tinggi. Dari pelataran atasnya bisa melihat kompleks candi prambanan dengan megah. Memang agak capek ke sini, karena harus menaiki berbagai undakan dan gerbang karena area yang berbeda-beda.

Gerbang Ratu Boko adalah yang paling terkenal, sehingga tak heran banyak yang mengabadikannya di sini. Kemudian naik ke pelataran luas yang di ujungnya ada satu candi yang dari situ bisa melihat keseluruhan kota dan juga area candi Prambanan. Agaknya ini menara pandang di jaman ayahanda Loro Jonggrang memerintah dulu.

Seperti pernah kujelaskan di sini https://tindaktandukarsitek.com/2014/11/26/mencari-sepi-di-istana-ratu-boko/ pada kunjunganku dulu, ke arah belakang bisa ditemui candi pendopo yang tersusun dari bebatuan padat, hingga jalan menuju tempat pemandian putri-puteri raja masa lalu.

Nah pada kunjungan yang ini, aku juga sempat ketemu miniature gerbang ratu boko di bagian atas Agaknya akan digunakan sebagai replika apabila akan dilakukan renovasi.

Untuk jalan turunnya, tidak lagi melalui tanah lapang besar itu, tetapi mengelilingi pagar banteng batu yang menahan dataran tersebut. Sehingga ketika kami tiba sudah sampai di bawah gapura tadi.

Ada yang menyamakan Ratu Boko dengan Ratu Balqis, dan tanah besar itu dulunya adalah Istana Raja Sulaiman yang dipindahkan seperti  kisah yang dulu sering kudengar di masa kecil.

Karena sudah menjelang sore dan kami sudah lapar, kami beranjak dari komplek ini dan menyusuri jalan agak berliku di bukit sebelahnya, yang ternyata di sana berdiri sebuah restoran cantik.

ABHAYAGIRI

Sehari sebelumnya kami reservasi untuk makan malam di sini, mengingat tempatnya yang cepat penuh. Walaupun harganya tidak bisa dibilang murah, namun lokasi yang menarik dan suasana yang dibangunnya menjadi lokasinya jadi favorit banyak orang.

Memang, paling asyik ke Abhayagiri adalah saat senja. Dari ketinggian kita masih bisa memandang Prambanan, hehijauan dan desa-desa di sekelilingnya. Tempat makannya terbagi tiga, ada yang berupa pendopo besar yang bisa juga dibooking untuk acara, bangunan beratap layar sebagai tempat makan indoor, juga outdoor cantik beratapkan langit yang dikelilingi sawah.

Sawah? Iya, Abhayagiri punya satu anjungan melintas tengah sawah yang cantik dan teras pandang untuk memandang sekililing. Selain itu di sisi lain terdapat juga replika stupa penanda bahwa lokasinya berada di kawasan candi.

Masakan yang ditawarkan di situ beragam menu Indonesia, dengan rasa yang lezat, ditambah ambiance natural yang mengelilinginya. Sebenarnya bookingan kami di area outdoor, tapi karena sempat hujan tapi dipindahkan ke indoor. Nah, karena kami dapat area indoor yang nggak oke, maka aku minta ganti meja ke luar walau harus menunggu dulu. Stafnya sangat helpful dan cantik serta ramah, tentunya harus worth it dengan harganya, ya.

SAHID HOTEL

Walaupun nggak sengaja nemu hotel ini tengah malam, tapi ternyata fasilitasnya oke juga. Masih terlihat baru dan jadi satu dengan apartemen, lokasinya tidak jauh dari Bandara Adisucipto. 

Kamar standarnya tidak terlalu besar, tapi cukuplah untuk kami bertiga yang selalu membawa kasur ekstra ini. Dan yang asyiknya di sini juga ada kolam renangnya sehingga lumayan bisa melepas penat sesudah berkendara jauh (dan dikecewakan bookingan hotel sebelumnya).

GUDEG YU JUM

Karena kami tidak memesan sarapan di hotel, makanan tradisional sekitar tentu menjadi andalan, apalagi kalau bukan Gudeg Yu Jum yang biasanya aku beli di wilayah Wijilan, dekat Keraton. Tapi untung di daerah dekat hotel arah bandara ini juga ada, jadi kami mampir dan mengisi perut dengan hidangan dari buah nangka itu. Gudeg yang manis ditambah areh kelapa yang lezat, diperkaya dengan rasa krecek pedas dengan nasi putih hangat, mengenyangkan pagi hari kami.

TEMPO GELATO

Di tengah siang hari Jogja yang panas dan terik, apa lagi yang bisa mendinginkan kalau bukan Tempo Gelato yang lezat. Berada di tengah jalan Prawirotaman yang kecil namun ramai sekali, bangunan ini bernuansa klasik eropa dengan kapasitas sekitar 100 orang. Antrian terlihat di kasir, untuk memesan jumlah skupnya dulu, baru memilih rasa yang untuk dinikmati. Sementara Bap mengantri, aku mencari tempat duduk untuk kami bertiga sehingga nanti tinggal makan. Yah, walaupun dapatnya di bagian samping, tapi lumayan dan enak juga.

Hmm, rum & raisin pilihanku memang tak pernah mengecewakan, dan apakah memang karena panas jadi enak sekali, atau hmm, ya memang lezat sih.

VIA MAGELANG

Karena mampir loket pemasaran DAMRI di Sleman City Hall, kami tidak masuk tol trans jawa lagi ke Solo, tetapi lewat jalur Magelang, karena ternyata pintu tolnya ada di Ambarawa! Lah, jadi perjalanan kami menuju utara melalui jalanan yang cukup ramai, dan Bap sudah terlihat lelah dan mengantuk. Ya sudah aku menawarkan untuk menggantikannya menyetir. Alhasil, karena taka da yang menavigatori, kami nyasar masuk Magelang kota, bukannya tetap di jalan propinsi.

Untungnya google map sekarang sudah canggih, sehingga kami bisa menemukan jalan lagi yang benar. Ketika senja turun, mulailah jalan raya tak hanya mobil biasa saja, namun angkutan truk juga banyak. Agak menyulitkan pergerakan karena truk-truk ini agak sulit disalip. Tapi yah, harus hati-hati memang melalui jalan berliku itu di tengah pedesaan dan hutan, hinggaakhirnya kami sampai juga di gerbang tol Ambarawa.

Ah, sudah gelap ketika jalan tol penuh dengan kerlip cahaya kendaraan, dan kota Semarang di depan sana. Terasa sekali jalanan menurun panjang, dan harus makin ekstra hati-hati. Mengikuti petunjuk arah kami terus hingga plang simpang ke Jakarta kiri, sementara ke Semarang lurus. Kuarahkan mobil hingga rest area terdekat untuk beristirahat dari ketegangan jalan. Lumayan juga tiga jam tadi menyetir.

TRANS JAWA

Tapi karena kamiberniat untuk sampai di Jakarta hari itu juga, sesudah makan malam kami lanjut via tol yang sudah ramai sekali. Karena takut mengantuk, kami bergantian menyetir setiap dua jam sekali. Selalu ada tanda-tanda ketika mengantuk, jalannya sudah nggak stabil. Kami berhenti sebentar di rest area 260B yang merupakan eks Pabrik Gula untuk membeli telor asin hitam kesukaanku, sembari Bap tidur sejenak.

Tak berapa lama di tol Cipali Bap sudah terasa mengantuk sehingga aku menggantikannya sampai masuk tol MBZ. Mungkin karena memang sudah jam 2 pagi jadi butuh ganti lagi, dan kami bergantian lagi di atas. Akhirnya menuruti jalan, mau diburu-buru juga bahaya, kami melampaui jalan santai dan baru masuk rumah Ciledug jam 04.30 pagi! Tepat ketika adzan shubuh berkumandang.

Alhamdulillah.

perjalanan Januari 2022. ditulis Maret 2023

Masih di road trip ini :

Kota-kota Selatan Jawa Laluan tanpa Jalan Tol

Malang Kota Liburan

Perkara Hujan dan Bromo

Makanan Favoritku di Surabaya

Harris Gubeng Surabaya Project

Surabaya, Madura, dan Kenangan masa Remaja

de Tjolomadoe, manisnya sejarah gula

Melanglang Wangi Rumah Atsiri

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.