Bulan lalu pergi ke Jepang, aku punya wishlist : Harus pakai batik untuk berfoto-foto di tengah hutan bambu Arashiyama! Jadi seminggu sebelum keberangkatan, aku menyempatkan diri untuk menjahitkan kain batik madura-ku ke penjahit langganan. Batik Madura ini kudapat dari seseorang yang membawakannya dari Yogyakarta ketika kami bertemu di Banyuwangi. Dijahitkan di Depok dan dipakai di Jepang. Panjang bukan perjalanannya?
Pertama kali memakai batik, tentu ketika di SD, ketika hari Jumat dan Sabtu bergantian memakai batik atau pakaian pramuka. Ketika itu batik harus dipakai sebagai atasan dengan bawahan rok putih. Kala itu hingga sepuluh tahun berikutnya, batik masih dipakai hanya untuk menghadiri undangan saja, bukan untuk pakaian sehari-hari. Yang dominan memakai batik adalah bapak-bapak, sementara ibu-ibu hanya mengenakan sebagai kain bawah ketika mendampingi si bapak, dipadukan dengan kebaya sebagai atasannya. Atau batik hanya muncul sebagai pakaian rumah, dipakai ibu-ibu di kampung, atau sebagai daster.
Baru ketika batik diklaim oleh negara tetangga sebagai hasil karya budaya, negeri ini agak mulai ramai. Muncullah banyak desain-desain baju batik yang bisa dipakai di segala suasana, hingga di acara non formal. Ketika hari batik ditetapkan pada tanggal 2 Oktober 2009 oleh UNESCO, mulailah gelombang massa memakai batik bersama-sama di hari itu, tanda kebanggaan pada buatan negeri sendiri. Berbagai kalangan, tua dan muda mendandani dirinya dengan baju batik.
Tak hanya berhenti pada Hari Batik saja, diikuti setiap hari Jumat mulai banyak karyawan dan karyawati mengenakan baju batik untuk ke kantor. Para karyawan muda tak canggung lagi mengenakan batik tanpa dikira ‘ketuaan’. Warna batik yang tak lagi didominasi warna cokelat pun bermunculan. Apalagi di kalangan karyawati, makin beragam model atasan batik, hingga model-model rok lucu pun bermunculan, memberikan kesan formal namun ringan, dan sangat khas warna Indonesia. Benar, wajah Asia yang manis ini, makin cantik dengan menggunakan batik.
Walaupun awalnya ikut-ikutan, tapi aku senang memakai batik ke kantor sampai punya beberapa buah rok lucu untuk dipakai di hari Jumat. Lama-lama, di hari-hari lain pun aku suka memakai batik. Bahkan aku punya rok batik bawahan ringan yang suka sekali aku bawa jalan-jalan ke luar kota. Sepertinya kulitku yang sawo matang ini lebih cocok dengan batik-batik ini daripada baju-baju corak minimalis ala pekerja kantoran.
Pada acara undangan ke kantor Skyscanner di Singapura, kami kontingen blogger Indonesia, aku, Firsta, Fahmi, Ariev, janjian untuk mengenakan batik. Yes, sekarang bukan cuma pejabat atau atlet saja yang memakai batik di luar negeri, tapi kami semua juga bisa! Rasanya bangga ketika dipuji oleh negara lain tentang batik. Aku memakai batik Pekalongan, sementara Firsta pakai batik Madura. Fahmi memakai batik Jogja, sementara Ariev memakai batik Cirebon dengan motif mega mendung.
Bahkan, salah seorang sahabat Wenny Gustamola, sampai punya target untuk berfoto di tembok Cina dengan menggunakan batik! Ia mengenakan batiknya pada hari itu, karena ingin merayakan ulang tahunnya denga cara yang “indah”, di landmark negara yang besar itu, ia ingin terlihat sebagai orang Indonesia. Caranya, pakai batik. Ia mengenakan batik yang berpadu dengan celana pendek dan sepatu keds. Batik pun bisa dipakai di suasana santai. Walaupun traveling sendiri dari Indonesia, ia menemukan teman jalan dari sehingga bisa ‘dibajak’ untuk memotret dirinya.
Di timeline twitter JakFM hari ini, juga bermunculan pesan-pesan banyak orang yang membawa batik untuk bepergian ke luar negeri. Selama masih membawa paspor Indonesia, berarti kami juga dianggap sebagai duta bangsa. Batik sebagai seragam, batik untuk presentasi, atau batik untuk jalan-jalan saja menyiratkan pesan : saya orang Indonesia.
Sejak dari Singapura itu, aku selalu menyelipkan paling tidak satu batik di dalam tas ranselku. Bukan hanya sekadar untuk difoto, tapi juga dipakai dalam perjalanan menyusuri obyek-obyek wisata di negara tujuan. Arashiyama, satu distrik kecil di barat kota Kyoto yang terkenal sebagai kota wisata jalan-jalan menjadi tempat yang cocok untuk berjalan-jalan keliling kota dengan terusan batik Madura ini. Berangkat dari Osaka naik kereta, sengaja membawa flat shoes agar nyaman berjalan, melenggang batik yang dijahit jadi gaun tanpa lengan dan rok lebar. Dengan warna batik merah anggur, sangat kontras dan cantik di tengah kehijauan kotanya. Wajah Asia berpadu batik ini, sangat memperlihatkan khas Indonesia sekali.
Posting bareng geng hore Travel Blogger Indonesia tentang Hari Batik Nasional. 2 Oktober 2014 #BatikDay
Tulisan-tulisan lain bisa dinikmati di :
Felicia How to Celebrate Batik Day
Danan Wahyu Gentongan : Membatik dengan Hati
Lenny Lim Belajar Membatik di Kampung Batik dan Batik in Java
Olive Bendon Batik Indonesia : Warisan yang Hidup
Fahmi Anhar Berburu Batik Lasem
Atrasina Adlina Ternyata, Maluku punya Batik juga lho..
Indri Juwono Bangga dengan Batik Indonesia di Luar Negeri
Parahita Satiti Pak Becak, Toko Batik dan Buatan Tiongkok
Tekno Bolang Batik, Ekspresi Jiwa Bangsa Indonesia
Novani Nugraheni Discovering the Eco Friendly Ciwaringin Batik
Halim San Loyalitas di Balik keindahan Batik Lasem dan Pintu (Hati) Kampung Batik
Titi Akmar Balada Pencarian Batik Pacitan
Batiknya cakeup kaaak warnanyaaa 😀
merah favoritkuuuuu..
aih kece kali itu ke luar negeri pakai batik kebanggaan indonesia! makasih mbak, udah numpang nampang dimari hahaha.
*pura2 nggak lihat foto yang di arashiyama*
ah, kamu pasti sudah hafal pose arashiyama itu.
harus bawa batik ke mana pun yaa..
catet!
jadi ingat waktu ngetrip ke Malaysia bbrp waktu lalu
ada satu acara jamuan makan malam dengan Menteri Besar yg di agenda kudu pakai baju formal, dan saya lupa poin tersebut karena packing buru2 dan cuma ingat mau jalan2 😉
beruntunglah terbang erdi Jumat sore dimana hari itu kostum ke kantor pasti batik
jadiiiii … batik itu yang dikeluarkan dari bekpek, diangin2kan lalu disemprot2 dikit dengan wewangian, disetrika lalu dipadukan dengan jins dan sneakers 🙂
Kaaakk, jangan cuma bawa kaos TBI aja… Batik juga ayuu…
Truly inspiring! #proudtobeindonesian
thank you.. you try also yaaaa..
[…] Note : Tulisan ini ikut meramaikan Hari Batik Nasional ( 02/10/2014 ), baca artikel terkait dari Fahmi Anhar : Berburu Batik Lasem, Noerazhka : Selembar Cinta Dari Belitung Timur, Indri Yuwono : Bangga Dengan Batik Indonesia. […]
Aku loh cuma punya batik couple sama fahmi tapi buat kondangan, kayanya good idea deh dipake bareng di LN. wkwkwkwk
Fotonya cantikk !
harus, rasanya cantik deh pake batik di luar negeri.
dipamer2in di temen2 hostel juga oke..
Duh tadi udah komen kok gak masuk yaaah. lagi deh…
Aku punya batik satu-satunya yang couple-an sama Fahmi itupun cuma buat kondangan, lucu kali yah dipake di LN nanti. kwkwkwk
Fotomu canteek kak !
makasih sekali lagii.. aku canteek :p
Sukak mbak, inspiratif syekali…
ayoh coba batikan di gunung, mbakyuu..
[…] 10. Indri Juwono – Bangga Dengan Batik di Luar Negeri […]
Kmrn baru daur ulang batik di kostan jadi ga punya batik sekarang … siap2 mo beli batik lagi akh buat jalan … yg kmrn dulu terlalu formal abisnya 😀
Keren postingannya btw! 🙂
Postingan pengangguran ya rada niat jadinya :)))
Yang keren modelnya kan? KAN?? 😀
Keren…pengen buat rok batik juga ah.. *lho..
Kak, kamu mah sarung batik ajaaaa… 😉
Ini mungkin harus jadi wishlist /ticklist para pejalan Indonesia, yaitu photo pake batik di tempat2 terkenal. *langsung ngepack batik buat ke Roma.
Harus! Sekalian mempopulerkan warna Indonesia di khazanah international..
Jadi kalau ketemu orang pakai batik, bisa disapa : Indonesian? 🙂
[…] Indri Juwono – Bangga dengan Batik Indonesia di Luar Negeri […]
[…] 10. Indri Juwono – Bangga Dengan Batik di Luar Negeri […]
ahhhh aku juga sering tuh poto pake batik di luar negeri mbak… emang kebanggan tersendiri!
Uh, seru ya berbatik di mana-mana..
enak ya kak punya badan kecil, banyak batik jadi yg modelnya lucu2… terus yg badan gede kaya aku gimana? mau dimodel2 tetep ujungnya2 mirip sarung (curhatku tentang batik
Kakak liat model desain2 dari Ivan Gunawan dong… 😉
Aaah, idenya seru nih, pake batik di spot-spot yang kita MIMPI-kan, pose and click!
Jadi deh, satu foto berbatik! Super memorable! \m/
Ayuh kak Hety! Bawa batik ke mana2.. Hehee. Yang simpel dan gak terlalu kusutan aja..
[…] Indri Juwono : Bangga dengan Batik di Luar Negeri Titiw : Balada Pencarian Batik Pacitan […]
Toss mbak. Aku juga selalu bawa minimal satu baju batik kalau ke luar negeri. Seneng banget kalau ada yg suka, berasa pingin langsung dikasih ke orang itu 😀
Dulu pengen pake kebaya, tapi batik lebih praktis untuk acara2 santai..
Aku juga bawa batik dlm berbagai bentuk, kemeja, kaos, celana, jaket, syal… Tiap jumat ke kampus pake batik meski dipadupadanin sama sweater sih krn bawa kemeja batiknya yg resmi2, haha, lengan panjang, dan cuaca lg dingin… Hihihi
Klo mo casual tinggal pake kaos ato jaket batiknya di dlm kelas… Sayang cm bawa satu kemeja batik lengan pendek doang. Hiks
lho, ini belum kureply, to? mz Dansapar, hayo ngebatik sendiri di Southhampton yooo…
[…] Lim Belajar Membatik di Kampung Batik kak Titi Pak Becak Toko Batik dan Buatan Tiongkok kak Indri Bangga dengan Batik di Luar Negeri kak Bolang Batik, Ekspresi Jiwa Bangsa Indonesia kak Danan Gentongan Membatik dengan Hati kak Feli […]