tourism & community development : mempertahankan lokal

Apakah masyarakat di tempat yang didatangi selalu senang dengan adanya pengunjung? Apakah kehadiran kami mengganggu derap kehidupan mereka? Apakah mereka menganggap kami sebagai penonton saja? Seringkali pikiran demikian ditepiskan ketika melihat senyum mengembang di wajah mereka. Indonesia sangat terkenal sebagai negara yang amat ramah, selalu memberikan wajah ceria untuk pendatang yang mengunjungi daerah mereka. Tidak… Read More tourism & community development : mempertahankan lokal

susur tangerang : mulai dengan cisadane

Sungai menjadi jalan pulangnya ke rumah tak berwadak, tapi ia selalu tahu di mana harus mengetuk pintu. [Dee – Supernova, Akar] Sebelumnya aku tidak pernah membayangkan bahwa susur Tangerang-ku akan berawal dengan wisata air begini. Baru dua menit tiba di bantaran sungai, duo blogger karib kak Tekno Bolang ‘lostpacker’ dan kak Wiranurmansyah yang setia menunggu… Read More susur tangerang : mulai dengan cisadane

jakarta : berjalan di jantung kota

walk, friendship, and ice cream are good companion. Lapangan Monas tidak pernah membosankan untuk dikunjungi. Area hijau seluas kurang lebih 80 ha ini sering menjadi pilihanku untuk bersantai. Kadang pagi, kadang siang, kadang malam. Lokasinya di jantung kota Jakarta membuatnya mudah dikunjungi. Apalagi dengan gedung-gedung pemerintahan di sekelilingnya, membuat akses transportasi mengitarinya tak pernah mati.… Read More jakarta : berjalan di jantung kota

graffiti restaurant : meet the hours

Love, like a chicken salad or restaurant hash, must be taken with blind faith or it loses its flavor. Helen Rowland Perlu 15 menit bagiku untuk menyetir dari persimpangan Lebak bulus di depan PoinSquare dan Carefour untuk sampai di Hotel Mercure, tempat restoran Graffiti berada. Menerima undangan dari kak Olyvia Bendon untuk menemaninya bersantap malam… Read More graffiti restaurant : meet the hours