perkara hujan dan bromo

Perkara hujan selalu membuat waktu berjalan lambat. Gara-gara air yang tidak henti turun sejak di Sidoarjo, kami yang rencananya tiba di Bromo sore hari, jadinya sudah lewat matahari. Sengaja ambil tol arah Malang keluar di Purwodadi, sesuai plang yang mengarahkan demikian. Sempat was-was akan hujan yang terus mengguyur, pucuk-pucuk kanopi pohon yang menaungi, sampai bagaimana… Read More perkara hujan dan bromo

71 di 17

Indonesia adalah sebuah negeri yang diperjuangkan sebagai negara. Merdeka dari ujung laut nusantara hingga gunung gemunungnya. Merdeka untuk menjaganya sebagai sumber daya berkelanjutan. Merdeka membangun pikir anak bangsa melampaui batas-batas angan. Merdeka dalam pesona spektrum warna alamnya, Biru langit. Jingga senja. Hijau hutan. Lembayung temaram. Kuning bunga matahari. Merah bendera. Indonesia dalam bentuk apa yang… Read More 71 di 17

anambas, mimpi indonesiaku

Anambas. Seketika gugus kepulauan itu yang menempel di kepalaku ketika harus menjawab di mana tempat di Indonesia yang paling kepengin didatangi. Pertama kali mendengar nama kepulauan ini dari celotehan Yudi Febrianda ketika kami masih mengobrol-obrol saja dahulu sewaktu ia masih tinggal di tanah Jawa. “Anambas, yuk!” begitu sering ajaknya. Mulanya aku tidak tahu di manakah… Read More anambas, mimpi indonesiaku

itinerary : flores flow

Jika mendadak punya tiket promo ke Denpasar dengan selang waktu pulang pergi 9 hari, maka Overland Flores, melintas jalur darat bisa diperhitungkan. Rencanakan berangkat Sabtu pagi dan pulang Minggu di pekan selanjutnya. Alam Flores yang berubah-ubah dari hijau, ke tandus, dan hijau basah, di tengah sinar matahari yang berlimpah, memberikan pengalaman harian yang senantiasa berubah,… Read More itinerary : flores flow

flores flow #12 : bukit-bukit kering pulau rinca-komodo

If the bite doesn’t kill the prey outright, the venom will. Matahari bersinar cukup terik ketika kami tiba di Pulau Rinca, yang termasuk dalam pengelolaan Taman Nasional Pulau Komodo. Dermaga Pulau Rinca hanya berisi empat perahu berukuran sedang. Mungkin sudah sejak pagi turis-turis ini tiba, sehingga menjelang jam 11 begini sudah tidak terlalu ramai. Menyusuri… Read More flores flow #12 : bukit-bukit kering pulau rinca-komodo

flores flow #11 : seputar lingkar sawah cancar

“Nanti jalan terus saja, lalu naik bukit, dari atas sana bisa melihat sawah berbentuk jaring laba-laba,” pesan Pak Supir Harapan Bersama sebelum aku turun. Hari panas terik. Di pertigaan banyak orang-orang yang menawarkan jasa ojek menuju bukit. Aku tetap berjalan dengan ransel 40 liter di punggung dan daypack di dada. Matahari masih bersinar dengan garang.… Read More flores flow #11 : seputar lingkar sawah cancar

flores flow #9 : anak-anak wae rebo

Lihatlah wajah-wajah polos mereka dengan ingus yang beleleran asyik bermain di pelataran tanpa beban, mengingatkan pada masa kecil yang pernah kau punya. Ketika jungkir walik tak karuan tak mendapat teguran, ketika berdekatan dengan lawan jenis tak meninggalkan kesan. Bahkan juga ketika tak berbaju pun dianggap wajar. Ingatlah kepada masa di mana rasa ingin tahu selalu… Read More flores flow #9 : anak-anak wae rebo

flores flow #7 : 14 tindak tanduk asyik di wae rebo !

Apa yang bisa kamu lakukan di satu pemukiman adat yang berjarak 3 jam berjalan kaki dari desa terdekat? Perjalanan ditemani desau angin, riuhnya burung-burung bernyanyi, gemericik air, ditemani patok-patok jarak yang membuat perjalananmu terasa makin dekat? Wae Rebo, harmoni pemukiman di atas bukit, di mana keselarasan dijaga, kehidupan yang tersembunyi, adalah salah satu kekayaan budaya… Read More flores flow #7 : 14 tindak tanduk asyik di wae rebo !

flores flow #5 : loka, batu dan bena

Pernahkah kamu berbicara pada batu? Pernahkah kamu tanya bagaimana rasanya menjadi tumpuan, menjadi sesuatu yang dikuatkan, menjadi tahanan agar beban di atasnya tidak runtuh? Barangkali kau perlu bertanya pada bebatuan di kampung Bena, yang bisa dicapai dalam satu jam perjalanan dengan kendara bermesin dari Bajawa, sejak kapan mereka berada di sana. Di sini batu tidak… Read More flores flow #5 : loka, batu dan bena

flores flow #4 : luba, do’a dari kaki gunung inerie

Apa yang kamu harapkan dari menjejakkan kaki di sebuah tanah berbentuk persegi, di bawah sinar matahari yang cerah pagi hari, dikelilingi rumah-rumah yang tidak bisa berbicara kepadamu? Maka kamu akan melangkah pada rumah terdekat di mana ada seorang lelaki tua dengan tenun-tenun berwarna warni bergelantungan di depannya. Ia bertanya dari mana asalmu, dan menawarkan seplastik… Read More flores flow #4 : luba, do’a dari kaki gunung inerie