Jika mendadak punya tiket promo ke Denpasar dengan selang waktu pulang pergi 9 hari, maka Overland Flores, melintas jalur darat bisa diperhitungkan. Rencanakan berangkat Sabtu pagi dan pulang Minggu di pekan selanjutnya. Alam Flores yang berubah-ubah dari hijau, ke tandus, dan hijau basah, di tengah sinar matahari yang berlimpah, memberikan pengalaman harian yang senantiasa berubah, naik turun, menggeliat, mengelabui ilusi.
Hari 1: Denpasar – Ende – Moni
Pilih penerbangan Denpasar-Ende atau Denpasar-Maumere untuk menuju destinasi pertama, Moni. Penerbangan dilayani oleh Wings Air atau Trans Nusa dengan pesawat ATR baling-baling. Ambil jadwal siang sehingga sampai di bandara tak lebih dari jam 5 sore. Tak usah terburu-buru booking tiket karena harga tiket 4 bulan, 2 bulan, bahkan 2 hari sebelum terbang relatif tak jauh beda, sekali jalan. Trans Nusa lebih murah, namun harus ditanya kepastian terbangnya. Jika tiba di Maumere, bisa naik bis menuju Moni, sementara jika memilih tiba di Ende, naik mobil sewaan ke terminal, lalu naik omprengan sampai Moni. Desa peristirahatan ini terletak di antara Ende dan Maumere.
DPS-ENE Wings Air: Rp. 1.521.650/orang
Airport tax : Rp. 75.000/orang
Mobil Ende-Terminal Ende : Rp. 50.000
Omprengan Terminal Ende-Moni : Rp. 50.000/orang
Penginapan : Rp. 350.000
Makan malam : Rp. 25.000/orang
cerita ke kelimutu lebih lanjut di : flores flow #1 : fly to kelimutu
Hari 2 : Kelimutu – Ende – Bajawa
Pesona terindah di tempat ini adalah danau Kelimutu, paling bagus didatangi ketika matahari terbit. Sewalah mobil atau motor ke start point pendakian danau Kelimutu kemudian turun dan mampir desa adat Koanara, melihat air terjun kecil atau berendam air hangat. Jika beruntung, bisa mendapatkan tawaran sewa mobil yang usai membawa turis ke Maumere, dan kembali kosong ke Labuan Bajo. Harga tawaran jauh lebih murah daripada sewa mobil dari Moni.
Mobil berangkat ke Ende sekitar jam 2 siang, tiba jam 4 dan berputar-putar kota, mampir museum Bung Karno, kemudian melanjutkan perjalanan mampir pantai Batu Biru dan istirahat makan di Aigela. Hampir jam 8 malam tiba di rumah teman di Bajawa. Sebenarnya cukup banyak penginapan di kota Bajawa yang mudah ditemukan. Udaranya sejuk, dingin dan nyaman. Jika tiba tidak terlalu malam, bisa mampir ke mata air panas di So’a.
Mobil ke Kelimutu : Rp. 100.000/orang
Tiket Kelimutu : Rp. 7.500/orang (domestik)/ Rp. 225.000 (mancanegara)
Tiket mobil : Rp. 10.000
Sumbangan rumah adat : Rp. 50.000
Makan siang : Rp. 27.000/orang
Sewa mobil : Rp. 1.800.000
cerita dari Ende hingga Bajawa bisa diikuti di : flores flow #3 : debu lintas trans ende-bajawa
Hari 3 : Bajawa – Aimere – Ruteng – Denge
Tak jauh dari kota Bajawa, luangkan waktu untuk singgah ke desa Luba dan desa Bena yang berada di kaki gunung Inerie dan dilalui dalam perjalanan. Nikmati kehidupan desanya, mengamati kontur, menimbang pengalaman dalam cuaca panas terik berkepanjangan hingga Pelabuhan Aimere di tepi laut. Jangan lupa mencoba sop ikan yang lezat di daerah Mborong, dan juga kopi panasnya yang membangunkan mata. Mampirlah sebentar di penyulingan arak, lalu ikuti jalanan yang terus menanjak, melewati Danau Ranamese.
Tiba di Ruteng yang hujan, kota di dataran tinggi yang sejuk, cukup ramai sebagai kota persinggahan. Di tengah rintik, mobil naik bukit dan turun lagi ke selatan, melalui desa-desa di tengah sawah, lumbung padi sepanjang tahun bagi Manggarai hingga menemukan senja di pantai batu-batu Dintor hingga naik sampai desa Denge. Pilihan menginap di homestay Pak Blasius Monta, rumah terakhir sebelum berjalan kaki. Beliau akan mengajak makan malam bersama dan dikenalkan dengan Pak Aven, pemandu ke Wae Rebo.
Sumbangan desa Luba : Rp. 20.000
Sumbangan desa Bena : Rp. 20.000
Makan siang + makan supir : Rp. 75.000/orang
Homestay di Denge : Rp. 175.000/orang
cerita panasnya perjalanan dari Bajawa hingga malam di Denge bisa diikuti di : flores flow #6 : dingin bajawa, panas aimere, dan hujan ruteng
Hari 4 : Wae Rebo
Siapkan kakimu untuk naik ke Wae Rebo selama selama 4 jam lebih melalui jalan berbatu, sungai, dan jalan setapak dengan pemandangan bukit-bukit sekeliling. Setiba di desa disambut oleh satu ritual ucapan selamat datang di Mbaru Gendang. Pelancong menginap di Mbaru Niang tamu, yang dilengkapi oleh tikar, kasur, bantal dan selimut, juga bisa menggunakan dapur dan tiga buah kamar mandi. Makanan akan dimasakkan oleh mama-mama Wae Rebo 3x sehari, khusus untuk tamu saja.
Jika bertandang ke rumah-rumah sekitar, mereka juga menjual kopi atau bijinya saja untuk oleh-oleh dibawa pulang. Sore hari, bermainlah dengan anak-anak Wae Rebo sambil membacakan cerita.
Pemandu : Rp. 125.000
Menginap : Rp. 250.000/orang
Upacara : Rp. 50.000
cerita ruang aktivitas desa di atas bukit : flores flow #7 : 14 tindak tanduk asyik di wae rebo
Hari 5 : Wae Rebo
Menghabiskan pagi dengan duduk-duduk di bukit sambil melihat desa yang cantik dari atas ditemani kabut dan udara yang bertiup sepoi-sepoi adalah the art of doing nothing.
Setelah itu mengikuti penduduk beraktivitas memasak, membersihkan rumah, menumbuk kopi, juga mempelajari arsitektur rumah adat ini ditemani mama-mama yang sangat menyenangkan diajak mengobrol dan bercerita kegiatan sehari-hari. Menjelang pulang, menyempatkan mampir ke rumah Pak Aven, pemandu kami dan bercengkrama dengan anak-anaknya yang sudah akrab karena sesorean kemarin bermain bersama. Sesudah makan siang dan dirasa sudah cukup mengamati, berpamitanlah kami dari desa yang indah itu.
Berjalan cukup ringan karena turunan yang dilalui dan jejak tapakan yang mudah dikenali dan tiba jam empat sore di rumah Pak Blasius. Sebenarnya ada pilihan juga naik ojek ke Ruteng saat itu juga, tapi mempertimbangkan biaya penginapan di Ruteng dan malam hari, jadi diputuskan untuk memesan otokol yang akan menjemput jam tiga pagi.
Tip pemandu : Rp. 50.000
Homestay di Denge : Rp. 175.000/orang
cerita tentang hidup bertinggal dan bahasan arsitektur desa : flores flow #8 : wae rebo, melestarikan arsitektur dengan tulus
Hari 6 : Denge – Narang – Cancar – Labuan Bajo
Persiapkan semua yang hendak dibawa pulang sebaik-baiknya, jangan sampai mengalami hal sepertiku, sudah satu jam perjalanan di otokol meninggalkan Denge, ternyata ada yang tertinggal dan harus diambil kembali. Beruntunglah ada orang baik yang memberitahu jadwal bis dari desa Narang dan tetap bisa ke arah jalan raya hari itu juga. Bis itu adalah salah satu alternatif untuk pulang menuju Ruteng.
Sesampai di jalan raya lagi, jangan melewatkan untuk mengunjungi Cancar, lokasi sawah berbentuk jaring laba-laba yang merupakan satu ciri khas pertanian di kawasan Manggarai. Dan hari itu juga, dengan menumpang bis elf, tibalah kami di tepi laut lagi, Labuan Bajo.
Elf menurunkan kami di depan Hotel Bajo Beach, tempat Pak Figo, yang menjadi operator Sailing Komodo keesokan harinya. Mencari-cari penginapan di Labuan Bajo susah-susah gampang, ada banyak harga dari yang kelas hostel hingga yang mewah. Badan yang lelah membuat memilih tempat istirahat menjadi penting. Dan yang penting, harga yang dibayar pantas untuk fasilitas yang didapat.
Makan malam pun tak sulit dicari, kedai-kedai berderet di tepi laut. Setelah berada di mobil hampir seharian, ikan bakar itu sedap!
Otokol sampai Narang : Rp. 10.000/orang
Ojek Narang – Denge PP : Rp. 100.000
Bis Narang – Cancar : Rp. 20.000/orang
Sumbangan di Cancar : Rp. 20.000
Makan siang : Rp. 25.000/orang
Elf Cancar – Labuan Bajo : Rp. 50.000/orang
Hotel : Rp. 200.000
cerita perjuangan pulang dari Denge : flores flow #10 : pulang dari wae rebo naik apa?
Hari 7 : Labuan Bajo – Pulau Rinca – Pulau Kalong
Sambil menunggu jadwal keberangkatan kapal, mampirlah ke kantor pos untuk mengirim kabar indah ke pulau seberang. Kapal berangkat jam 9 pagi menuju pulau Rinca, berkeliling di sana, kemudian berlabuh di laut dekat pantai Pink untuk memberi kesempatan menikmati laut dan menceburkan diri. Ada kapal kecil yang bisa dinaiki hingga pantai, namun berenang adalah pilihan yang lebih menarik. Terumbu karang cantik di bawah laut nyaman dinikmati sembari mengayunkan tangan hingga ke pantai.
Hari pertama di laut ini diakhiri dengan senja di tepi pulau Kalong tempat kapal melemparkan jangkar. Langit cerah yang bertaburkan bintang menemani malam di atas geladak kapal.
Kapal : Rp. 2.500.000 (all-in termasuk makan)
Karcis masuk TN Komodo : Rp. 2.500/orang (domestik)/ Rp.25.000 (mancanegara)
Karcis kamera : Rp. 5.000/kamera
Pemandu Rinca : Rp. 80.000
cerita tentang Pulau Rinca dan Komodo : flores flow #12 : bukit-bukit kering pulau rinca-komodo
Hari 8 : Pulau Komodo – Kanawa – Labuan Bajo
Pagi-pagi adalah saat tepat untuk melihat komodo di Pulau Komodo, mendaki bukit-bukit keemasan kering, berolahraga pagi sambil menghirup udara segar dari laut. Kemudian berlalu sambil membiarkan hari di berlalu, bersantai-santai di buritan, membiarkan rambut tertiup udara yang beraroma asin. Di satu titik kapal akan berhenti dan menunggu yang berenang mengeksplorasi kedalaman.
Sesudah tengah hari, kapal berhenti di perairan pulau Kanawa. Tidak diperkenankan untuk bersandar di dermaganya sehingga menikmati pesona bawah lautnya pun hanya bisa dari kejauhan. Berenang dan bermain air, menikmati kekayaan bawah laut yang menjadi keunggulan negeri. Kemudian berlayar lagi hingga pelabuhan, menikmati matahari tenggelam dari Tree Top Restaurants.
Hotel : Rp. 385.000
Makan malam : Rp. 30.000/orang
cerita tentang laut : flores flow #13 : tentang laut, kapal, dan hati
Hari 9 : Labuan Bajo – Denpasar
Ada beberapa kali penerbangan dari Labuan Bajo ke Denpasar, namun yang harganya bagus adalah Trans Nusa pagi, sehingga itulah penerbangan yang dipilih untuk kembali. Setiap perjalanan selalu ada akhir, dan saat berpisah.
Mobil hotel : Rp. 30.000
Airport Tax : Rp. 11.000/orang
LBJ-DPS Trans Nusa : Rp. 934.000/orang
Setiap langkah memiliki kebutuhan masing-masing. Setiap jalan mempunyai pilihannya. Setiap nilai adalah perkiraan, yang disesuaikan dengan diri si pejalan. Ciptakan ceritamu, galilah ceriamu, selaraskan dengan cita dan harapanmu. Kisah ini di November 2014.
It’s not about the destination, but the travel itself.
februari.2014-november.2014-maret.2015
Kalau perjalanan dimulai dari Lombok atau Sumbawa, mungkin ada sedikit perbedaan, ya… *gecrek sempoa*
Harga tiket masuk Kelimutu antara domestik dan internasional lumayan jauh ya bedanya Mbak :hehe. Dan sewa mobil yang Rp 1.800k itu karena jauhnya dari Ende sampai Denge yang sekitar setengah pulau Flores ya, Mbak. Quite reasonable.
Nah, soal kapal yang Rp2.500k itu untuk satu kapal kan ya? Apabila dibagi dengan penumpang lain, lumayanlah… :hehe. Hemat, hemat. Yang saya kagum adalah biaya penginapan yang tidak terlalu menguras pos, tapi pengalamannya memuaskan :)).
Terima kasih! Ini lengkap sekali.
Makanya, biar sama ya ke Denpasar saja dulu :p
Kalau mulai dari Lombok Sumbawa tentu jalurnya berkebalikan toh.. Mulai dari Labuan Bajo, hingga Kelimutu. Sudah, lanjutkan saja terus hingga Larantuka. *menebar mimpi*
Pos-pos menginap yang menyenangkan, sih.
Ayuk, aku juga kepengin eksplor Sumbawa, masih jarang yang berjalan-jalan ke sana.
Anyway, I drop something on your gmail. 😀
Bedanya banyak juga ya :haha. O iya kalau ke Larantuka bisa melihat ritual penangkapan ikan yang terkenal itu :hihi. Ah, kalau sudah begini saya jadi mupeng berat, kan.
Ayuk ayuk Sumbawa… *tebar isu*
Wah, terima kasih banyak, Mbak! Akan saya cek.
Huahaha, mupeng nih ye..
Jangan disama-samain. Perjalanan masing-masing tentu saja harus berbeda, walau sama pun tak apa-apa.
Mungkin kali ini aku dapat kering, kali lain kamu dapat hijau.
Larantuka ada tradisi melarung pas Paskah itu lho, pasti bakal ramai ketika itu. Lanjutkan lagi ke Alor.. #lah *tebar serbuk jasjus*
Sepertinya sebentar lagi Paskah, ya… *mecahin celengan ayam*
Iya, sebentar lagi Paskah.
Lah, kamu sih celengan ayam aja yang dipecahin. Lha celengan babi sama celengan sapi tetep dijaga… :)))
Eh, aku revisi beberapa budget, memperjelas harga per-orang 😀
Makin rajin nabung, yaa…
Mbak tahu saya *kekep celengan babi*
Sip, makin jelaslah kini. Terima kasih ya :)).
aku dulu jambi-jkt-sby(transit)-kupang(ngelipir sebentar timor leste)-maumere terus overland
total habis 7-8 juta termasuk tiket (promo) semua 3,6 juta. gaya perjalanan lumayan enak krn sewa mobil dan banyak numpangnya (irit). pengen sih naik2 angkot gini
Wah, ternyata gak jauh beda ya.. Aku kurang dari 7 juta kok, Kak. Cuma numpang sekali doang. Tapi separo naik kendaraan umum sih.
Dan aku masih penasaran sama Riung….!!!
riung kita agak buru2 ngga sempat hopping ke pulau lain, maunya 2-3 malam
Apalagi aku yang cuma 8 hari, kak…
Aku direkomen ke Riung oleh 4 orang, tapi karena berat ke Wae Rebo, jadi mungkin next time, lah..
Riung jlnnya aga susah…
Semoga diberi kesempatan ke sana..
flores lagi huhu
lho, kan postingan bersambung :p
iya indrii ntar berburu tiket kesana ah
Wah enak yaa naik pesawat. Pas kemarin saya melalui jalur darat. Solo trip 20 hari sampai ke ende habis sekitar 4jutaan hehe
Salam enjoybackpacker
Wih, sebenernya seru ya solo trip gitu, karena naik bis sambung-sambung jadi waktunya lama, ya? Tapi jadi lebih banyak ketemu orang yang berganti-ganti … That’s, beda 3 jt sm aku di harga tiket pesawat kan 😀
Anyway aku bawa backpack juga, satu carrier di punggung dan satu daypack di depan.
Ya ampun impian aku untuk untuk bisa ke Flores. Hanya bisa membaca postingan. Apalah daya tangan tak sampai, godaan sana sini 😦
Tangan bisa sampai suatu ketika. Asal niat yang cukup gede dan…. nabung 9 bulan 😀
Asli, selalu mupeng liat flores dari tivi or baca2 lewat blog. Nah, ini kak in posting ttg flores pula. Duh, harus nabung nih atau berharap kantorku ngadain diklat ke sana jadi bisa free semuanya. Hihihi maunyaaa
Wis, swasembada aja ke sananya, kak.. Jauh banget dari Aceh-nya yaa. Banyak budget lebih plus ya. 🙂
Duh, Komenku ga masukk ya 😦 mupeng kaak. Tapi tunggu kantorku ngadain acara disana aja deh, biar gratis tis tis…hihihi
Eh masuK rupanya. Ga papalah, sekalian nyepam pagi2 di blog kak indri
Kan dimoderasi, kak. Mencegah hal-hal yang tidak bertanggung jawab *halah* Ayo2 dibaca postingan2 terkait *malah iklan*
Nyusur Pantai Indonesia Timur 😀
pantai dan gunung ini, kak…
Harga sewa kapalnya murah banget mbak?
kapal biasa (bukan phinisi), dua kamar kapasitas 4 orang, buat 2D1N. bulan nopember kemarin emang dapat harga segitu..
kalau share (maksimal 4 orang) kena harga 850.000/orang.
Mbak aku bisa minta cp kapalnya, kapal kami yg kami mau sewa kayaknya agak mahal 6 juta utk ber 4, btw katanya sayang banget kalo gak ke gili lawa dan riung hehehe
cp kapalnya pak Figo 0812-3732-1023
betewe labuan bajo, gili lawa, dan riung itu tempat yang berbeda cukup jauh loh…
Aku dah tlp pak figonya,.,hehehe… dapat harga yg worthed banget,.. satu lg nih hihi mau tny di moni nginap dihotel apa mbak,..harganya per room kan, waktu sya ke rj 4 harganya per kepala hihi..
hai, agnes.
aku nginep di Bintang Lodge. per kamar sih.. tapi ada beberapa penginapan juga di sekitar situ, bisa dilihat2 go show.
bookmark duluuu…. Bar ntar mudah nyarinya hehe
silakan, silakan, dibaca… ☺️
udah kelar dibaca, hehe
hai mba salam kenal 🙂
boleh minta cp sewa kendaraannya untuk keliling dari kelimutu smp labuan bajo ?
trims
ada, nanti aku japri lewat email gimana?
hi mbak indri, agak telat kayaknya baca blognya. saya rencananya memang mau jalan seperti mbak indri. apa betul ini semua jalan sendiri ya mbak? saya boleh ya nyontek iten nya dan mungkin ada rekomendasi sewa mobil/tur lokal (selain pak figo). saya boleh minta emailnya mbak indri? saya di vonny_sulaimin@yahoo.com.
terima kasih sebelumnya.
hai, email saya di indrijuwono@gmail.com. yup, right. saya arrange sendiri nggak pakai tur, koq. salam..
[…] Pemandangan Danau Kelimutu via tindaktandukarsitek.com […]
lahh lg gugling flores overland, nyampe juga disini yak ternyata baru tau ini blogmu #kemanajegueh …hihihi
halooo, bole minta kontak sewa mobilnya? thanks
haloo mbak, bole minta kontak sewa mobilnya? makasih
Via email yaaa…
Kalo kami kemarin itu sewa mobil bang Jemy Richardus Mami, orangnya ramah dan banyak humor. HP: 082342096969. Kami start dari Ende-Moni-Riung-Bajawa-Labuan Bajo. Total 4 hari dikenakan Rp 3jt.
Haloo mbak, Salam Kenal.. Seruuu banget yaa.. boleh minta kontak sewa mobilnya? makasih
Haloo mbaa, salam kenal, boleh minta cp sewa kendaraannya untuk keliling dari kelimutu smp labuan bajo ? Makassih sebelumnya..