Every man bears the whole stamp of the human condition.
Michel de Montaigne
Menurut beberapa berita yang pernah kubaca, orang Jepang suka sekali mengumpulkan stempel. Makanya di hari pertama aku sampai di sana dan menemukan stempel lucu di Osaka Castle, aku langsung mencari buku notes untuk tempat mengumpulkan koleksiku ini. Daripada koleksi pin, boneka, perangko, suvenir, magnet kulkas, gantungan kunci, atau barang-barang yang dibawa, sepertinya ini lebih murah (dan lebih ringan).
Di banyak tempat, di stasiun, di museum, di titik-titik menarik selalu ada stempel sebagai kenang-kenangan pengingat tempat. Bisa didapatkan dengan gratis di satu sudut awal, atau pun sesudah berkeliling museum atau taman sekali pun. Di stasiun, lokasi stempel biasanya di dekat gate masuk, atau di dekat pusat informasi, dengan ukuran yang cukup besar, sekitar diameter 6 cm. Gara-gara ini, setiap sampai di stasiun baru aku selalu celingukan mencari lokasi bak stempelnya.
Stempel-stempel ini biasanya bergambar bentuk bangunannya, yang disederhanakan menjadi garis-garis yang menggambarkan karakter bangunan dengan kuat. Ciri ini yang menjadikan stempel-stempel ini sangat menarik dan menjadi salah satu kenangan menarik di satu destinasi tertentu. Apalagi stempel kota atau stempel stasiun, dengan tema ikon-ikon kotanya yang dijadikan dalam satu motif stempel.
Selain itu, juga ada stempel yang menggambarkan aktivitas di dalam bangunan tersebut, tokoh-tokoh ataupun maskot lokasi. Kadang-kadang di satu tempat tak cukup hanya satu stempel saja, tapi ada beberapa dengan berbagai warna dan ukuran. Jadi bisa dicoba segala macam hasilnya. Rasanya untuk anak-anak, mengoleksi stempel ini bisa menjadi pengingat perjalanan yang menarik. Ide yang sangat bagus untuk diterapkan di negeriku.




















cerita lainnya :
traveling ke jepang, bawa koper atau ransel?
menyusuri trotoar jepang demi manhole cover
Wahhh menarik juga. Jadi kaya paspor gitu ya, bukti pernah kesana. Ada jual buku khusus stempel gak?
nggak tahu, mestinya sih ada ya. cuma karena aku nyari malam2 di toko suvenir di Dotonburi, yah asal nemu notes aja deh. kepinginnya sih polos..
aku juga waktu ke Osaka Castle berebutan stempel sama anak-anak kecil, hahaha.
hal sederhana begini aja emang bikin seneng ya, ingat masa kecil waktu tren main stempel. anak sekarang mana ngerti. hufh…
stempel Osaka Castleku masih di kertas, trus ilang kayaknya. takpikir diselipin, tapi gak ketemu nih..
makanya dibikin tren lagi doong..
hahaha, gimana caranya! tapi dulu SMP pernah praktik bikin stempel di sekolah lho.
caranya, kamu share tulisanku ini sebanyak-banyaknya.. jadi kliatan keren kan kalau tiap museum kita punya stempel, punya games, jadi nyusurin ruang-ruang nggak terasa bosan.
[…] cerita lainnya : traveling ke jepang, bawa koper atau ransel? stempel di jepang, pengingat perjalanan […]
banyak banget koleksi stempel mu mbak Indri :))
lucu yaahhh, jadi kepengen ngumpulin teruuss…
Aku nggak tau ini 😦 cuma punya stempel dari kereta rapid resort shirakami saja kemaren 😦 apa ini berarti kode aku harus balik lagi ke jepang buat berburu stempel 😀
pertanda, kakaak..
Keren juga yah koleksi stempel ketika keluar negeri.
hahaha
soalnya stempel di buku paspor nggak boleh banyak2 sih, kak.
waaah stempelnya lucu-lucu bangeeet! sampe bingung suka yang mana :”) you’re lucky to see them, Kak!
Sila baca posting terbaru blog #senjamoktika @TravelNBlogID -> Menujuh Kalimantan http://wp.me/p39Fhn-pH #Terios7Wonders 😀
nyaingin stempel paspor ya, dekk….
banget, Kak! bikin iri bangeeet! pingin ke Jepang dan hunting stempel :3
Lucu lucu!!
Wah ada si Conan Edogawa juga :hehe. Oh iya kan ke Kansai ya, ketemu Heiji Hattori tidak, Mbak? *plak*.
Ah, ini mirip dengan hanko ya, stempel yang pasti dimiliki setiap keluarga di Jepang. Iya, menarik banget ini kalau diterapkan di Indonesia, misal di setiap paviliun di TMII, kalau ada anak-anak main ke sana pasti seru banget. Jangankan mereka, saya pun kayaknya tertarik kalau permainannya berburu stempel :wkwk.
Iya, mestinya tiap museum di Jakarta punya stempel2an gini, jadi sequencenya dapat edukatif, koleksinya dapet… apa kita mulai nongkrong di kantor pos minta cap?
Bagaimana kalau cara meminta stempel di kantor pos kita ubah dengan cara saling berkirim kartu pos? Jadinya selain stempel juga bisa dapat prangko :hihi.
Mau dimantapkan kunjungan kantor posnya, nih? Kayaknya lebih gampang ke museum daripada kantor pos. Soalnya hari minggu buka kalau museum.
Oh iya, kalau Minggu kantor posnya tutup… eh tapi yang di Cikini buka 24/7 sih, kalau saya tidak salah *tralala*.
Setuju mbak, mungkin ini cocok diterapin di Indonesia ya, lucu sih…
dari kita-kitanya mesti jadi trigger dong #stempelindonesia
Lucu ya stempelnya, kayaknya bagus juga klo di tiap tempat wisata ada stempelnya gitu mbak.
hal sederhana begini aja emang bikin seneng ya, ingat masa kecil waktu tren main stempel. anak sekarang mana ngerti… 😦
asyik emang stempel2an ini. orang2 sekarang mungkin tahu praktis aja nih..
pas ke koyasan, cukup ngumpulin 3 stap dari stasiun yang dilewatin dari osaka-koyasan bisa dituker gantungan hape koyakhun -maskotnya koyasa- di tourism information. lumayan tu mba’ 🙂
http://bludstory.blogspot.co.id/
Wiiiihhh, seru yaa ngumpul2in stamp. Ternyata aku ada temennya juga ginian..
[…] airport, gerbang masuk jepang dari tengah laut traveling ke jepang, bawa koper atau ransel? stempel di jepang pengingat perjalanan menyusuri trotoar jepang demi manhole cover osaka : tradisional, modern, dan hura-hura menyepi di […]